SuaraKaltim.id - Para pelaku pengajar di Benua Etam diharap bisa memberikan pengajaran yang kreatif dan menyenangkan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pun menyoroti hal tersebut.
Hal itu disampaikan Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek RI Muhammad Hasbi belum lama ini. Ia menyebut, transisi dari PAUD ke Sekolah Dasar (SD) merupakan fase penting.
"Sehingga, pembelajaran yang menyenangkan menghindari tekanan pada anak," ujarnya, melansir dari ANTARA, Minggu (30/07/2023).
Ia menjelaskan, tujuan dari transisi yang menyenangkan ini untuk memastikan anak-anak mengalami pembelajaran yang membahagiakan. Sehingga, mereka dapat melanjutkan pendidikan tanpa hambatan di jenjang lebih tinggi.
Baca Juga: PLN Indonesia Power Wujudkan Transisi Energi Lewat Proyek Hijaunesia dan Hydronesia
Ia menekankan, pentingnya untuk menghapus konsepsi atau kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat. Di mana, baca, tulis, dan hitung dianggap sebagai satu-satunya tolak ukur dalam pendidikan anak usia dini.
"Banyak satuan pendidikan di SD di kelas I masih menerapkan konsepsi ini sebagai instrumen untuk menilai kesiapan anak bersekolah ditingkat Sekolah Dasar," bebernya.
Dikemukakannya gerakan transisi yang menyenangkan ini memiliki tiga program utama. Pertama, menghapus tekanan pada baca, tulis, dan hitung dalam penerimaan peserta didik baru.
Kedua, melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah agar anak-anak dapat akrab dengan lingkungan baru, termasuk para guru dan orang tua.
Ketiga, mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan, mendorong pemikiran kreatif, dan rasa ingin tahu pada anak-anak.
Baca Juga: Sebarkan Semangat Baca, WARI Berbagi Buku Kepada Anak-Anak Kurang Beruntung
Ia menyatakan, dalam konteks evaluasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tingkat SD relatif tidak ada masalah. Sebagian besar SD dapat menampung lulusan dari jenjang pendidikan anak usia dini, sehingga terjadi perpindahan yang mulus dari PAUD ke SD.
"Namun, terdapat beberapa kendala ketika perpindahan dilakukan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke Sekolah Menengah Atas (SMA) karena persoalan daya tampung yang belum optimal," katanya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kemendikbudristek berfokus pada dua hal. Yakni, memastikan daya tampung di setiap jenjang pendidikan tercukupi dan mengubah paradigma orang tua sehingga tidak ada lagi pandangan bahwa ada sekolah favorit atau tidak favorit.
Ia menegaskan, semua sekolah harus dianggap sebagai sekolah favorit. Upaya perbaikan dilakukan dengan membenahi kepala sekolah dan guru agar mereka menjadi pemimpin-pemimpin pembelajaran di sekolah, meskipun sarana dan prasarana belum lengkap.
"Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan transisi menyenangkan dari PAUD ke SD dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak, memastikan mereka menikmati proses belajar, dan mengembangkan potensi mereka secara optimal untuk masa depan yang lebih cerah," ujar Hasbi.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Maladewa-nya Indonesia: Eksplorasi Surga Tersembunyi di Pulau Maratua
-
5 Rekomendasi Pompa Air Watt Kecil Terbaik 2025, Hemat Listrik dan Menyedot Efisien
-
Menumbuhkan Ketangguhan Mental Anak dan Perempuan, Prioritas Baru Bangsa
-
Penajam Dapat 10 Sekolah Baru, Pemerintah Pusat Genjot Infrastruktur Pendidikan Penyangga IKN
-
Ekspor Batu Bara Turun, Ekonomi Kaltim Tetap Tangguh Hingga Akhir 2025