Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 30 Oktober 2023 | 18:00 WIB
Ilustrasi kedelai. [Ist]

SuaraKaltim.id - Dalam upaya mengurangi ketergantungan kedelai impor, Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik, mendorong optimalisasi produksi kedelai lokal. Dengan harapan, Benua Etam dapat mengembangkan sentra produksi kedelai yang efektif.

Ia mengatakan, kedelai di Samarinda termasuk yang mengalami kesulitan dari sisi produksi. Saat menyambangi Pasar Segiri pada akhir pekan lalu, dia juga menemukan harga kedelai yang mengalami kenaikan tapi tak signifikan. 

Akmal Malik juga sempat berdiskusi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Dia mempertanyakan apakah ada sentra produksi kedelai yang kiranya berpeluang untuk dikembangkan lebih lanjut. 

"Tadi juga sudah berdiskusi saat meninjau harga, menyampaikan apakah memungkinkan membuat sentra-sentra produksi kedelai baru. Namanya kedelai, tetap impor, tapi kan produksinya buat lebih banyak agar tidak lagi dari Jawa," ucapnya, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin (30/10/2023). 

Baca Juga: Santri Milenial di Samarinda Deklarasikan Diri Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Ia melanjutkan, maksud dari mengembangkan sentra produksi kedelai baru itu untuk menekan ketergantungan pasokan kedelai dari provinsi lain atau bantuan dari Bulog.

Terpisah, Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kaltim, Heni Purwaningsih menjelaskan penyebab komoditas kedelai yang alami kenaikan harga. Salah satunya karena sentra produksi yang terdampak musim kemarau beberapa waktu lalu. 

"Secara umum pasokan aman. Kenaikan tidak terlepas dari sentra produksi kedelai yang terkena dampak kemarau," ujar Heni. 

Untuk memastikan ketersediaan kedelai, Kaltim menjalin kerjasama dengan beberapa provinsi seperti Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Sulawesi Barat (Sulbar).

Sebagai informasi, Kecamatan Talisayan di Berau jadi penghasil terbesar kedelai di Kaltim. Pada 2013, kedelai yang dihasilkan sebanyak 610 ton.

Baca Juga: Pembangunan Skytrain ke APT Pranoto Disinggung Dewan: Kaltim Mesti Berbenah

Pada 2014-2016, kedelai yang dihasilkan rata-rata mencapai lebih dari 500 ton. Disusul pada 2018, hanya 80,025 ton dan sejak 2020, kedelai lokal tidak ada produksi lagi.

Load More