SuaraKaltim.id - Hewan mitologi merupakan sebuah hewan yang keberadaannya dipercaya dalam kisah mitologis, legenda, dan mitos di sebuah masyarakat. Biasanya, hewan mitologi ini erat kaitannya dengan budaya atau suku yang ada di daerah tertentu.
Melansir dari beberapa sumber, alah satu hewan mitologi yang berkembang dalam cerita masyarakat Kutai adalah Lembuswana. Lembuswana merupakan hewan mitologi dari masyarakat Kutai yang sudah ada sejak Kerajaan Kutai berdiri ribuan tahun silam.
Hewan mitologi ini menjadi lambang dari Kerajaan Kutai hingga berganti menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura. Sejauh ini, hewan mitologi dari masyarakat Kutai yang ada dan paling dikenal masyarakat luas baru Lembuswana.
Lembuswana sendiri tidak hanya dianggap sebagai hewan mitologi, tetapi juga berperan penting dalam kebudayaan masyarakat di Kalimantan Timur (Kaltim). Lembuswana masih dipercaya sejak zaman leluhur Kutai sebagai hewan yang tinggal di dasar Sungai Mahakam dan sebagai penjaga Sungai Mahakam.
Baca Juga: Menikmati Sanggar Tapai Hubi Kayu Khas Kutai, Cemilan Legendaris yang Lezat
Legenda yang ada menceritakan bahwa Lembuswana ini menjaga Sungai Mahakam agar airnya tetap bersih dan jernih dan jauh dari marabahaya. Bahkan, ada pula masyarakat yang percaya bahwa keberadaan Lembuswana ini dapat membantu para nelayan dengan memberikan lokasi terbaik untuk menangkap ikan.
Selain itu, cerita Lembuswana yang dekat dengan masyarakat adalah kaitannya dengan keberataan Putri Karang Melenu. Masyarakat percaya bahwa munculnya Lembuswana ini bersamaan dengan sang Putri Karang Melenu.
Sang putri kemudian diceritakan menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti atau pendiri sekaligus Maharaja dari Kerajaan Kutai Kartanegara (Kukar). Penggambaran dari Lembuswana ini adalah hewan dengan kepala singa, bermahkota yang melambangkan keperkasaan seorang raja yang dianggap penguasa.
Mahkota sendiri juga digambarkan sebagai tanda kekuasaan raja yang dianggap seperti dewa. Lalu, hewan ini berbelalai seperti gajah yang artinya melambangkan dewa Ganesha sebagai dewa kecerdasan, kemudian bersayap garuda, dan bersisik ikan.
Kontributor: Maliana
Baca Juga: Mengenal Goa Batu Gelap yang Memiliki Cerita Legenda Rakyat Kutai
Berita Terkait
-
Ulasan Novel 'The Dark Artifices', Sensasi Dunia Fantasi dan Makhluk Mitologi
-
Siapa Sultan Kutai Kartanegara? Tidak Terlihat di Upacara HUT RI di IKN
-
Hanya Bisa Dipakai Raja, Makna Baju Adat Kutai Jokowi Saat Upacara 17 Agustus di IKN
-
Presiden Jokowi dan Iriana Pakai Baju Adat Kutai Takwo Kustim Saat Upacara 17 Agustus di IKN
-
Kontroversi 'Perjamuan Terakhir' di Olimpiade Paris, Penghujatan atau Salah Paham?
Terpopuler
- Gus Miftah Malu Lihat Ceramah Ustaz Maulana di TV: Gak Pantas Dakwah Pecicilan!
- Akhirnya Menang Lawan Timnas Indonesia, Kiper Vietnam: Bukan Skuad Terkuat, Fisik Mereka...
- Shin Tae-yong: Elkan Baggott Bisa Jadi Tumpuan Pertahanan Kami
- Gibran Diteriaki Fufufafa saat Datangi Lokasi Kebakaran, Auto Kena Tegur Aparat
- Staf Gibran Gusur Jemaah Lain di Masjid Demi Wapres Salat di Saf Depan, Buya Yahya: Haram!
Pilihan
-
Kabar Buruk! Moussa Sidibe Cedera Serius, Absen hingga Akhir Putaran Pertama
-
Tak Hanya Netflix, Sabun Hingga Onderdil Motor Juga Kena Dampak Pajak 12 Persen
-
Menteri Dikdasmen Sebut Anak Sekolah Sejak PAUD Lebih Cerdas, Maka...
-
Harga Emas Antam Turun Tinggi Jadi Rp1.505.000/Gram Hari Ini
-
Diduga Mengandung Alergen, Dua Varian Indomie Ditarik dari Pasaran Australia
Terkini
-
Direktur Digital & IT: Keamanan Data BRI Memenuhi Standar Internasional
-
Satu Bulan Tanpa Kepastian, KMS Kembali Gelar Aksi untuk Kasus Pembunuhan Brutal di Paser
-
Salahkan Media, Natalius Pigai Ngaku Tak Tahu Soal Konflik Tambang dan Masyarakat Adat di Paser: Gimana Kita Bisa Tahu?
-
IKN Tunggu Keputusan Presiden: Jakarta Masih Jadi Ibu Kota Sementara
-
Musim Hujan Normal, Tapi Berisiko: BMKG Samarinda Imbau Warga Tetap Siaga