SuaraKaltim.id - Kota Raja merupakan julukan dari Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) yang dikenal memiliki sebuah hewan mitologi kunonya. Hewan mitologi kuno ini bernama Lembuswana yang menjadi simbol kerajaan Kutai Kartanegara, kerajaan yang disebut tertua di Indonesia.
Melansir dari berbagai sumber, sosok Lembuswana ini menjadi ikon dari Museum Mulawarman di Tenggarong yang menyimpan banyak peninggalan dari Kerajaan Kutai. Lantas apa itu Lembuswana?
Lembuswana merupakan hewan mitologi yang dipercaya rakyat Kutai telah hidup sejak zaman Kerajaan Kutai yang memiliki semboyan Tapak Leman Ganggayaksa. Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai Kartanegara.
Ciri dari Lembuswana adalah hewan berkepala singa dan bermahkota yang melambangkan keperkasaan seorang raja yang dianggap penguasa. Mahkota sendiri dianggap sebagai tanda kekuasaan raja yang dianggap seperti dewa, lalu ciri hewan ini berbelalai gajah. Leman artinya gajah yang melambangkan dewa Ganesha sebagai dewa kecerdasan,.
Baca Juga: Keunikan Ladaya Tenggarong, Wisata Bernuansa Budaya yang Cocok untuk Keluarga
Lalu hewan ini bersayap garuda dan bersisik ikan dengan taring yang cukup panjang dan besar. Lembuswana merupakan hewan yang disucikan karena merupakan tunggangan Dewa Batara Guru dalam memberikan petuah dan petunjuknya.
Patung dari hewan ini menjadi ikon unik yang berada di Museum Mulawarman, di Tenggarong. Dalam cerita rakyat setempat, Lembuswana ini adalah penjaga Sungai Mahakam di Kaltim yang muncul dari dasar sungai.
Hewan ini juga dikaitkan dengan Putri Karang Melenu yang muncul dari dasar Sungai Mahakam kemudian menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti. Meskipun Lembuswana hanya sebuah mitologi tetapi hewan ini masih menjadi bagian penting dari budaya Kaltim.
Hal itu lantaran banyak masyarakat setempat yang masih percaya bahwa Lembuswana benar-benar ada dan menjaga Sungai Mahakam hingga saat ini. Selain ada di Museum Mulawarman, patung Lembuswana ini juga ada di Pulau Kumala, yakni tempat wisata yang berada di tengah Sungai Mahakam.
Kontributor: Maliana
Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Gangan Labu Besantan Khas Kutai, Cocok Dimakan di Siang Hari
Berita Terkait
-
Simpanan Tak Biasa Bupati Indramayu Lucky Hakim, Mulai yang Albino Hingga Tanpa Bulu
-
Level Old Money Raline Shah Beda, Pelihara Kawanan Rusa di Rumah!
-
Musim Mudik, Hotel Kucing Kebanjiran Pelanggan
-
8 Tips Mudik Bawa Hewan Peliharaan, Ciptakan Perjalanan Aman dan Tenang untuk Anabul
-
Review Anime Kaii to Otome to Kamikakushi, Mitos Jepang di Dunia Nyata
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Motor Brebet dan BBM Aneh, DPRD Kaltim Desak Pertamina Tanggung Jawab
-
BRI Bantu UMKM Fashion Lokal Unjuk Gigi di Pasar Dunia
-
Dividen Rp31,4 Triliun Menanti, Jangan Lewatkan Cum Date BBRI 10 April 2025!
-
Kebun Raya Unmul Dirusak Tambang Ilegal, Netizen: Unmul, Tunjukkan Taringmu!
-
3,2 Hektare Hutan Pendidikan Unmul Rusak, Kampus Minta Gakkum Bertindak