Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 30 November 2023 | 17:30 WIB
Ilustrasi santri perempuan. [Ist]

SuaraKaltim.id - Kakak korban meradang setelah mengetahui sang adik menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Bontang Selatan.

Korban akhirnya buka mulut setelah curhat ke keluarga. Dia mengaku, tak lagi betah di pesantren. 

Informasi ini terungkap pada Kamis (23/11/2023) lalu. Saat itu, korban harus dilarikan ke Rumah Sakit untuk menjalani perawatan karena penyakit asam lambung.

Korban awalnya tak mau bercerita soal kasusnya ke keluarga. Dia hanya mengeluh kalau tidak betah di pesantren. 

Baca Juga: Proyek Pengerjaan Lift di Pasar Tamrin Bontang Molor dari Kesepakatan, Kontraktor Bayar Denda

"Saya tahu pas adik saya dibawa ke RS. Di sana baru saya periksa HP kalau ada bukti screenshot obrolan chat oleh pelaku," ucap kakak kandungnya, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Kamis (30/11/2023).

Setelah itu baru sang adik memberanikan diri bercerita. Tindakan tercela terduga pelaku sudah berlangsung sejak Agustus 2022 lalu.

Saat sang adik berumur 17 tahun dan duduk di bangku kelas 2 SMA. Bahkan korban mencatat kapan saja aksi bejat itu terjadi dan dialaminya.

Terduga pelaku sengaja mengajak korban ke kamar pribadi. Di sana, pelaku meminta korban untuk menyetor hapalan. Bahkan sampai meminta korban untuk memijit. 

"Sampai sekarang adik saya sudah trauma. Jadi kita lapor ke polisi biar pelaku bisa ditangkap," sambungnya. 

Baca Juga: Investasi Bodong Apderis, Polisi Masih Buru Aset Tersangka di Bontang

Kakak korban juga mengaku, adiknya sempat ingin dibawa pulang oleh sang pimpinan  ponpes. Alasannya karena takut berita ini menyebar.

Apalagi, sang terduga pelaku ini merupakan Calon Anggota Legislatif (Caleg) di Dapil Bontang Selatan. 

"Kami di RS disuruh pulang sama ustadz itu. Padahal adik saya alami sakit dan memang butuh dirawat," lanjutnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prastiya melalui Kasat Reskrim Iptu Hari Supranoto membenarkan adanya laporan tersebut. 

"Ada laporannya masuk. Saat ini tengah berproses. Nanti saya kasih info lagi," beber Iptu Hari Supranoto.

Load More