SuaraKaltim.id - Bukit Bangkirai menjadi salah satu wisata alam yang unik yang berada di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Bukit ini menawarkan keindahan hutan hujan tropisnya yang masih alami dengan berbagai kelengkapan sarana dan prasarana wisatanya.
Di bukit yang dikelola oleh PT Inhutani I Unit I Balikpapan ini, terdapat restoran, lamin untuk pertemuan, kolam renang, serta cottage maupun jungle cabin.
Hal yang paling unik dari Bukit Bangkirai ini adalah terdapat canopy bridge (jembatan tajuk). Jembatan ini memiliki 64 meter yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai di ketinggian 30 meter.
Bahkan, jembatan tajuk ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia.
Konstruksi dari jembatan tajuk ini dibuat di Amerika Serikat dengan sejarahnya yang berasal dari seorang peneliti asal Amerika Serikat.
Awalnya, sang peneliti ini telah melakukan survey lokasi dan pohon serta lingkungan untuk melakukan pembangunan tahap pertama pada januari 1998.
Kemudian pembangunan jembatan tajuk pada tahap kedua selesai pada februari 1998 selama kurang lebih 1 bulan.
Pihak yang mengerjakan proyek jembatan tajuk ini adalah kontraktor Amerika yang tergabung dalam CCA (Canopy Constraction Asosiated).
Baca Juga: Wisata Pantai Corong di PPU, Spot Wisata Instagramable dengan Deretan Pohon Kelapa
Kala itu, sebanyak enam orang pelaksana lapangan yang dibantu tenaga lokal sebanyak tiga orang membangun jembatan tajuk untuk pertama kalinya di Indonesia.
Kemudian, selain kayu, dalam konstruksinya digunakan pula baja tahan karat atau Galvanized dari Amerika.
Diperkirakan umur jembatan tajuk dapat bertahan selama 15-20 tahun sesuai dengan umur dan ketahanan bahan.
Sementara, luas areal kawasan Bukit Bangkirai secara keseluruhan ini mencapai 1.230 hektar dengan luas hutan alam yang masih asli sekitar 510 hektar.
Kemudian, ada berbagai ribuan jenis pohon yang tumbuh di areal ini di antaranya ada Ulin, Bangkirai, Meranti, Jengkol Hutan, Semangkok, Gaharu dan berbagai jenis tumbuhan hutan lainnya. Lalu ada pula berbagai tumbuhan obat seperti Bajaka dan Akar Kuning.
Terakhir, di lahan dengan luas 510 hektar ini, ada sekitar 2.800 jenis flora dan fauna yang didominasi shorea laevis atau Bangkirai.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Kuliner Khas Riau yang Cocok Jadi Tren Kekinian, Bisa untuk Ide Bisnis!
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
Terkini
-
4 Rekomendasi HP Oppo Murah Cuma Sejutaan, RAM Besar dengan Kamera Terbaik
-
Pendidikan Setara Dimulai dari Samarinda: Sekolah Rakyat Targetkan 1.000 Siswa
-
IKN Tak Hanya di Inti, PPU Bangun Jalan Hubungkan Daerah Penyangga
-
Proyek Urukan Disorot, DLH Diminta Tidak Tutup Mata
-
PHM Desak Pemerataan Kebijakan TKD: Jangan Ada Anak Emas di Damkar