Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 25 Maret 2024 | 12:20 WIB
Upacara adat Mamat menjadi salah satu ritual sakral dan akbar bagi Suku Dayak Kenyah di Kalimantan [SuaraKaltim.id/Istimewa]

SuaraKaltim.id - Upacara adat Mamat menjadi salah satu ritual sakral dan akbar bagi Suku Dayak Kenyah di Kalimantan yang biasanya digelar selama satu sampai 6 hari.

Di zaman dahulu, ritual adat Mamat ini digelar oleh para jawara Suku Dayak Kenyah dan wujud syukur mereka atas kemenangan dalam medan peperangan.

Mamat memiliki arti mengambil atau berburu kepala musuh dan menjadi kewajiban di zaman dahulu. Masyarakat yang mengikuti upacara ini biasanya hanya laki-laki yang mampu dan paling banyak sekitar 30 orang.

Setelah kepala sudah didapat, kemudian ditempatkan dalam tempat yang dinamakan 'BENAYAN' yakni penyimpanan kepala di dalam Rumah Panjang atau Lamin.

Baca Juga: Upacara Mamat, Ritual Sakral Para Jawara Dayak Kenyah Usai Menang Berperang

Jika belum memberi makan kepala-kepala musuh yang dibawa pulang itu, tempat menggantung kepala-kepala itu bergoyang keras.

Setelah diberi makan kepala-kepala itupun terdiam, dan para jawara yang ikut 'Mamat' menjadi sehat dan senang.

Sebenarnya, upacara Mamat bukan hanya sebagai wujud syukur dan kegembiraan atas kemenangan saja.

Upacara Mamat juga ditujukan sebagai apresasi keberanian dan memberikan penghormatan kepada para prajurit yang telah berjuang melawan musuh.

Selain itu, dalam Upacara Mamat, para prajurit juga melakukan penyucian diri yang berupa pemohonan pengampunan dosa serta memohon agar dijauhkan dari gangguan roh-roh jahat.

Baca Juga: Upacara Adat Nebe'e Rau, Wujud Syukur Masyarakat Dayak Agar Panen Melimpah

Bagi Suku Dayak Kenyah, upacara penyucian ini penting banget dilakukan sebelum para prajurit kembali ke kampung. Ada beberapa rangkaian prosesi dalam upacara adat Mamat. Berikut penjelasannya:

1. Upacara Mamat Dibawah Belawing (Tugu Berhala)

Upacara ini dilakukan oleh kaum laki-laki untuk memohon keselamatan, penyucian diri dan pengampunan dosa yang menggunakan darah babi.

Setelah meninggalkan Belawing, ditengah perjalanan pulang mereka akan bertemu dengan seorang gadis suci yang akan mengolekan darah disebelah kanan tangan mereka sebagai tanda penyucian.

2. Upacara Pelubit Batu Tului

Batu Tului adalah 6 batu keras yang sudah dikeramatkan dan memiliki kekuatan dahsyat yang dipercaya dapat menangkal hal-hal jahat.

Upacara ini dilakukan setelah pulang dari Belawing di sebuah rumah panjang atau Lamin. Batu Tului akan digulingkan secara berantai selama delapan kali putaran dengan irama yang indah dan sorak-sorai dari seluruh kaum lelaki.

Namun sebelum itu dengan adegan seorang anak gadis suci yang membawa seekor ayam jantan ditangannya dan dibantu oleh seorang tokoh mengayun-ayunkan ayam tersebut mengelilingi lingkaran.

3. Upacara Punan Bawe

Artinya adalah berebut kemenangan dan kebaikan. Upacara ini diyakini bahwa setiap laki-laki yang ikut dan berhasil sampai diujung Bawe sudah memiliki kebaikan.

4. Pedahu

Dilaksanakan pada malam hari sebagai ramah tamah untuk masyarakat dan orang yang memiliki roh penjaga, acara diisi dengan tarian yang lama kelamaan roh penjaga tadi akan merasuki dan menari.

Kontributor : Maliana

Load More