SuaraKaltim.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun 2025.
Hal itu disampaikan Kepala Disdikbud Kota Samarinda, Asli Nuryadin. Ia menyatakan kesiapannya untuk mengikuti kebijakan pemerintah pusat terkait sistem zonasi dalam PPDB Tahun 2025.
"Prinsipnya, kebijakan pusat itu pasti kita ikuti karena berlaku secara nasional," ujarnya, dikutip dari ANTARA, Minggu (24/11/2024).
Hal itu disampaikan Asli Nuryadin menanggapi rencana Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengevaluasi dan mengkaji sistem zonasi PPDB yang telah diterapkan beberapa tahun terakhir.
Ia menilai sistem PPDB yang ada saat ini sudah cukup baik karena mengakomodasi berbagai jalur, seperti prestasi akademik, non-akademik, afirmasi, anak guru, dan zonasi.
"Saya kira tidak akan ada pengaruh yang terlalu ekstrem dari evaluasi ini," ucapnya.
Meskipun demikian, ia memprediksi sistem zonasi tidak akan dihapus sepenuhnya, melainkan akan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
"Kemungkinan zonasi akan dikurangi, tetapi porsi untuk prestasi akademik dinaikkan," katanya.
Asli Nuryadin menekankan pentingnya penyesuaian sistem PPDB dengan kondisi di daerah, terutama untuk mengatasi masalah sekolah yang kekurangan murid dan sekolah yang kelebihan murid.
Baca Juga: Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
"PPDB pasti situasional. Ada sekolah yang kekurangan murid, ada juga sekolah yang kelebihan murid," imbuhnya.
Untuk sekolah yang kelebihan murid, Disdikbud Samarinda menerapkan sistem filter dalam PPDB. Namun, ia mengakui sistem filter tidak dapat memuaskan semua pihak.
"Namanya juga filter. Namun, prinsipnya semua segmen terfasilitasi," sebutnya.
Terkait masalah sekolah kelebihan murid, Asli Nuryadin menyatakan bahwa hal tersebut sulit diatasi sepenuhnya.
"Kalau solusinya menambah ruang kelas, saya kira tidak mungkin ditampung semuanya. Misalnya di SMP Negeri 2, mau berapa ruang kelas pun pasti kurang juga," terangnya.
Ia mencontohkan keberadaan sejumlah SMP negeri yang dibangun untuk mengurangi beban SMP Negeri 2 Samarinda. Asli Nuryadin juga menyoroti pentingnya mengubah persepsi masyarakat tentang sekolah favorit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
5 Mobil Keluarga Bekas yang Aman Banjir, Nyaman untuk Perjalanan Jauh
-
Hujan Kerap Guyur Kaltim, Warga Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi
-
7 Mobil Bekas Ekonomis dan Fleksibel, Pilihan Terbaik untuk Liburan Keluarga
-
15 Prompt Gemini AI Edit Foto Hari Ibu, Dramatis Menggugah Kenangan
-
6 Mobil Keluarga Bekas Pilihan Logis 2025: Nyaman, Fungsional dan Ekonomis