SuaraKaltim.id - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memberikan tanggapan terkait polemik yang berkembang di masyarakat mengenai Tugu Pesut di simpang empat Mall Lembuswana. Ia menilai bahwa kontroversi tersebut adalah hal yang wajar, terutama karena desain tugu mengadopsi konsep modern yang membutuhkan pemahaman lebih dalam dari publik.
Tugu Pesut merupakan bagian dari upaya besar Pemkot Samarinda untuk mempercantik kota melalui elemen taman dan aksesoris kota lainnya. Andi Harun mengetahui program pembangunannya, tidak semua elemen dapat diterima secara positif oleh masyarakat. Hal itu disampaikan Andi Harun pada Jumat (03/01/2025).
"Keinginan menata kota Samarinda itu dari berbagai aspek, termasuk aspek taman dan aksesoris. Kalau di antara 10 program ada satu yang menjadi pro dan kontra, ya kami terima," jelasnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu (05/01/2025).
Menurut Andi Harun, seni adalah sesuatu yang sifatnya subjektif dan sering kali dipahami secara berbeda oleh setiap individu. Meski demikian, ia mengaku memahami bahwa perdebatan publik terhadap Tugu Pesut tidak dapat dihindari dan menganggapnya sebagai bagian dari dinamika pembangunan.
Lebih lanjut, Andi Harun menyebutkan bahwa tidak semua program pemerintah mendapatkan tanggapan negatif. Program seperti pengendalian banjir, penataan Pasar Pagi, revitalisasi GOR Segiri, dan penanganan trotoar justru mendapatkan apresiasi dari masyarakat.
Kritik terhadap Tugu Pesut, menurutnya, adalah bagian kecil dari keseluruhan upaya pembangunan kota yang terus berjalan.
"Kadang-kadang kita harus menerima kritikan itu sebagai obat. Mudah-mudahan ada hikmahnya," katanya.
Selain itu, dalam konteks tata ruang kota, Andi Harun menyarankan agar masyarakat mendapatkan penjelasan lebih lanjut dari Ditjen Cipta Karya.
Sebagai Wali Kota, ia mengakui bahwa dirinya tidak memiliki keahlian khusus dalam perspektif seni atau tata ruang. Hal ini ia serahkan sepenuhnya kepada pihak teknis yang lebih berkompeten.
Baca Juga: Jalan Poros Menuju IKN Longsor dan Terbelah Dua, Warga Rekam Kejadian Mencekam
Ia juga berharap masyarakat dapat memahami bahwa karya seni seperti Tugu Pesut memiliki nilai ilustratif yang mungkin membutuhkan waktu untuk diterima oleh publik.
Meski ada pro dan kontra, Andi Harun yakin bahwa seiring waktu masyarakat akan lebih memahami konsep dan tujuan dari pembangunan tersebut.
"Saya bukan orang tata ruang, jadi tidak bisa memberi perspektif yang lebih jauh terhadap sebuah karya seni," ucapnya.
"Kesimpulannya, kalau ada satu atau dua program Pemkot yang mendapatkan kritikan, kami lapang dada menerima. Itu masukan dan obat bagi pemerintah kota," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
Terkini
-
Dukung IKN dari Hulu: PPU Luncurkan Beras Lokal Benuo Taka
-
Sekolah Rakyat Segera Hadir di Kutim, Sasar Anak dari Keluarga Miskin
-
Kapal Rumah Sakit 50 Meter Siap Sambangi Pelosok Kaltim, Ini Tawaran dari Korea Selatan
-
Proyek IKN Jadi Sorotan DPR RI, Bandara VVIP hingga Jalan Inti Masuki Fase Penting
-
DLH Balikpapan: Bakar Sampah Bisa Kena Denda Rp50 Juta atau Kurungan 6 Bulan!