Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Sabtu, 12 April 2025 | 14:05 WIB
Ilustrasi mesin motor brebet karena BBM oplosan. [Ist]

Budi kemudian menerima laporan dari anggotanya terkait masalah tersebut dan segera mencari kendaraan pengganti agar pasien yang mengalami patah tulang tetap bisa melanjutkan perjalanan ke tempat terapi.

“Saya informasikan kepada teman-teman untuk cari mobil pengganti. Karena pasien sedang mengalami patah tulang dan ingin diantarkan untuk terapi di Loa Janan,” katanya.

Karena memiliki jaringan relawan di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, pasien akhirnya dipindahkan ke ambulans lain.

Namun, saat itu bertepatan dengan bulan puasa dan bengkel tutup lebih awal, Budi tidak sempat membawa kendaraan ke bengkel.

Baca Juga: Saat Motor Brebet Jadi Isu Publik, Pemerintah Dinilai Gagal Jaga Komunikasi Krisis

Ia lalu menghubungi layanan Hotline 135 seperti yang disarankan oleh Manager Retail Sales Region Kalimantan Pertamina Patra Niaga, Addieb Arselan.

“Dari informasi yang saya terima oleh call center 135, saya diminta untuk melampirkan surat keterangan analisa kerusakan atau failure analysis report (FAR) dari bengkel,” jelasnya.

Setelah dicek keesokan harinya, pihak bengkel menemukan adanya endapan substansi seperti jeli di dalam tangki BBM ambulans.

“Endapannya sampai masuk ke filter, filternya ngeblok jadi pompanya kerja lebih keras. Kemudian akhirnya performa pompanya turun dan harus diganti,” lanjut Budi.

Sayangnya, saat itu pompa bahan bakar yang diperlukan sedang tidak tersedia di bengkel resmi, sehingga Budi harus memesannya dari luar.

Baca Juga: Akademisi Sampai Kesal Jawaban Jokowi Saat Ditanya IKN Selalu Menghindar: Seperti Biasa

Meskipun RDP telah menghasilkan berita acara, Budi mengaku belum puas karena belum ada solusi yang benar-benar menjawab kekhawatirannya.

Load More