SuaraKaltim.id - Di momen peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) diminta lebih transparan dalam pelaksanaan program beasiswa kuliah gratis atau Gratispol.
Sorotan ini disampaikan oleh Pengamat Pendidikan Universitas Mulawarman (Unmul), Prof. Susilo, yang menilai pengelolaan program tersebut masih menyisakan sejumlah catatan.
Menurut Susilo, meski capaian partisipasi pendidikan di Kaltim, khususnya di wilayah perkotaan, tergolong tinggi, kualitas dan pemerataan pendidikan belum sepenuhnya merata.
Ia menekankan bahwa program Gratispol harus dikawal agar benar-benar tepat sasaran. Hal itu ia sampaikan, Jumat, 2 Mei 2025
“Partisipasi murni di Kaltim sudah tinggi. Tapi program seperti Gratispol perlu dikawal implementasinya agar tepat sasaran dan berdampak nyata,” ujarnya, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Minggu, 4 Mei 2025.
Ia menyayangkan belum adanya lembaga khusus yang fokus menangani pengelolaan beasiswa, sehingga berpotensi menimbulkan ketimpangan dalam distribusi manfaatnya.
“Administrasi penyalurannya harus transparan dan merata, termasuk bagi mahasiswa di luar kota,” tegas Susilo.
Tak hanya itu, ia menilai arah kebijakan pendidikan di Kaltim perlu disesuaikan dengan kebutuhan riil daerah.
Masih minimnya jurusan tertentu seperti seni tari atau pendidikan luar biasa menyebabkan sebagian besar calon mahasiswa terpaksa melanjutkan studi ke luar provinsi.
Baca Juga: Anggaran 2025-2026 untuk Pendidikan di Kaltim: Pembahasan Gratispol hingga RKB Sekolah
“Ini menunjukkan ada celah dalam perencanaan. Pendidikan di daerah harus mencerminkan keragaman kebutuhan masyarakat,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Rektor I Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda, Legowo.
Ia menyebut antusiasme masyarakat terhadap pendidikan tinggi masih tinggi, namun banyak yang terkendala biaya.
“Kami sering turun ke daerah. Minat masyarakat tinggi, tapi banyak yang tidak bisa lanjut kuliah karena keterbatasan biaya,” jelas Legowo.
Ia menilai jika Gratispol bisa direalisasikan dengan optimal, akses pendidikan tinggi di wilayah pelosok akan semakin terbuka.
Menurutnya, perguruan tinggi swasta (PTS) juga berperan penting dalam memperluas jangkauan pendidikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser
-
Dugaan Kriminalisasi Aktivis Lingkungan di Kaltim: MT Ditahan 100 Hari Tanpa Bukti Baru
-
Kutim Terjebak Warisan Lubang Tambang? Bupati ke KPC: Harusnya Jadi Sumber Penghidupan
-
Dekat IKN, 9.800 Keluarga di PPU Belum Punya Rumah