SuaraKaltim.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat sektor pertanian sebagai bagian dari agenda ketahanan pangan nasional.
Salah satu langkah nyata terlihat dari penetapan Kecamatan Babulu di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai kawasan prioritas pengembangan pertanian.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, akan melakukan kunjungan kerja ke Kaltim untuk memantau langsung pengelolaan lahan pertanian di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Seno Aji, Senin, 5 Mei 2025, saat menerima kunjungan Tim Swasembada Pangan yang dipimpin Brigjen TNI Putra Widiastawa di Kantor Gubernur Kaltim.
“Kita siap menyambut kedatangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ke Provinsi Kaltim yang dijadwalkan pada tanggal 8 Mei 2025,” ujar Seno Aji, disadur dari ANTARA, Selasa, 6 Mei 2025.
Ia menjelaskan, Kecamatan Babulu, yang juga masuk dalam wilayah dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) ini dipilih karena memiliki potensi besar sebagai daerah produksi padi, dengan luas lahan mencapai sekitar 4.800 hektare.
Daerah ini dinilai strategis dalam mendukung upaya kemandirian pangan di Benua Etam, sejalan dengan program nasional.
“Kecamatan Babulu Kabupaten PPU merupakan daerah yang sangat potensial untuk kita jadikan lumbung padi di Kaltim, dan ini tentunya juga untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” jelas Wagub.
Seno menegaskan bahwa seluruh persiapan lahan di Babulu sudah dilakukan dan siap menerima kunjungan Mentan.
Baca Juga: Sekolah Internasional dan Kampus Mulai Dibangun di IKN
“Alhamdulillah, kurang lebih 4.800 hektare lahan pertanian di Kecamatan Babulu sudah kita persiapkan," katanya menambahkan.
Lebih jauh, Seno Aji menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat sektor pangan, khususnya beras, guna menjawab tantangan kemandirian pangan dan pengendalian inflasi di tingkat daerah.
6,6 Ton per Hektare, PPU Catat Lonjakan Panen Jelang Pemindahan IKN
Upaya menjaga ketahanan pangan dan melindungi kesejahteraan petani terus diperkuat di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Salah satu bentuknya adalah penyerapan hasil panen oleh Perum Bulog yang hingga April 2025 telah mencapai 1.500 ton gabah kering panen (GKP) dari petani lokal.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten PPU, Mulyono, Senin, 5 Mei 2025.
"Bulog telah membeli sekitar 1.500 ton gabah kering panen (GKP) petani," ujar Mulyono, dikutip dari ANTARA, di hari yang sama.
Ia menegaskan bahwa kebijakan wajib serap oleh Bulog sangat penting untuk menjamin keberlangsungan pertanian di daerah yang menjadi sebagian Ibu Kota Nusantara (IKN) itu.
"Keberlanjutan penyerapan gabah merupakan faktor kunci dalam menciptakan pertanian yang sehat dan berkelanjutan di Kabupaten Penajam Paser Utara," ujarnya.
Menurutnya, kehadiran Bulog di tengah siklus panen memberikan jaminan harga dan kepastian pasar, dua hal krusial yang selama ini menjadi tantangan utama bagi petani, terutama saat menghadapi panen raya.
"Penyerapan yang konsisten oleh Bulog memberikan rasa aman bagi petani karena ada kepastian pasar dan harga yang layak," katanya.
Sebelum ada intervensi kebijakan tersebut, harga gabah cenderung anjlok saat produksi melimpah, membuat banyak petani merugi karena tidak mampu menjual gabah di harga pantas.
Kini, Pemkab PPU melalui Dinas Ketahanan Pangan juga turut mengawal pelaksanaan penyerapan agar tidak tersendat di lapangan, termasuk mendampingi proses administrasi dan distribusi.
Luas lahan produktif tanaman padi di daerah ini mencapai 14.070 hektare, dengan rata-rata hasil panen sebelumnya sekitar 3–4 ton per hektare. Namun, pada musim panen pertama tahun ini, angka itu melonjak signifikan.
"Penyerapan gabah hasil panen petani oleh Perum Bulog berdampak signifikan bagi stabilitas harga dan jaminan pasar, karena ada jaminan pembelian hasil panen yang mampu menjaga harga tetap stabil dan menguntungkan petani," sebut Mulyono.
Kenaikan hasil panen disebut mencapai 6,3 hingga 6,6 ton per hektare, hampir dua kali lipat dibanding musim panen sebelumnya. Secara keseluruhan, produksi padi tahun 2024 mencapai sekitar 50.672 ton, dan tren surplus diperkirakan akan berlanjut di 2025.
"Hampir setiap tahun produksi petani tanaman padi di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami surplus," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
PDIP Anggap Diplomasi Prabowo di PBB Perkuat Politik Bebas Aktif Indonesia
-
Disebut Kredibel, Mahfud MD Dipandang Tepat Masuk Komisi Reformasi Polri
-
Kementerian BUMN Turun Status, DPR Pastikan Tak Melebur dengan BPI Danantara
-
Dasco: RUU Perampasan Aset Dibahas Usai Revisi KUHAP Rampung
-
Cak Imin: Pidato Bung Karno dan Prabowo Sama-Sama Menggema di PBB