Unggahan peluncuran program di akun Instagram @info_samarinda_ menuai berbagai tanggapan dari warganet.
“Tolong ini semester tua ga bisa daftar, cuma buat Maba doang,” tulis akun @amnnd*****.
“Gratis pasti ada syaratnya,” ujar @mhmmd_.
“Semoga tepat sasaran… soalnya ya tau aja yakan kek sebelum2nya bukan orng yg membutuhkan malah dapatt mana hbis tuh lngsung Hedon lgi wkwk,” komentar @akrbl.
“Gdd dunia ni yg gratis apa lg msalah pendidikan kan udah pernah d bhas, makan siang gratis aja ga merata,.. Kl pun gratis pasti ada ujung2nya. Perbaiki aja sistim pendidikan kt soalnya msh belum merata,” kata @asabhi*****.
Salah satu warga, Agung, turut memberi pandangannya terhadap kebijakan ini. Ia yang memiliki anak sedang menempuh SMA dan bersiap masuk perguruan tinggi berharap ada realisasi konkret dari janji tersebut.
“Kita sebagai warga sudah dijanjikan. Ya, harusnya ada respon atau ada realisasi yang dari pemerintah. Kita mau lihat apakah janjinya itu ditepati, walaupun itu pasti berproses,” ucap Agung pada Selasa, 6 Mei 2025.
Agung menyadari bahwa pelaksanaan janji politik tersebut akan memerlukan waktu dan proses, khususnya dalam periode lima tahun ke depan.
Walau belum bisa terealisasi sepenuhnya, menurutnya manfaat tetap bisa dirasakan jika dijalankan dengan baik.
Baca Juga: Gratispol dan Sekolah Rakyat, Wujud Komitmen Kaltim Dukung Visi Prabowo
“Sebenarnya kalau realisasinya dapat meringankan, kalau betul-betul terealisasi. Cuma, yang menjadi masalah anggaran mana yang dia pakai,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan ekonomi daerah agar pendanaan program ini tidak membebani APBD.
Menurutnya, perlu ada harmonisasi kebijakan antara program pendidikan dengan sumber pendanaannya.
“Misalkan Dinas Pendidikan, kalau Gubernur mau memakai uang pendidikan, ada program pendidikan juga. Nah, jangan kebijakan satu menabrak kebijakan lain dan harus dipikirkan dari mana sumbernya misalkan anggaran di luar APBD seperti penghasilan BUMD,” jelas Agung.
Ketika ditanya soal peluang keberhasilan program, Agung cenderung skeptis bila program hanya berjalan satu periode. Namun ia mengakui, jika program ini berkelanjutan, manfaatnya akan besar bagi masyarakat.
“Untuk 100 persen enggak bisa, tapi ya kalau 50 persen atau di bawahnya bisa. Menurutku paling pencapaian cuma bisa 20 persen saja, kalau aku salah, berarti mantap,” jelasnya sambil tertawa.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
5 Link DANA Kaget untuk Tambahan Belanja, Saldo Rp397 Ribu Langsung Cair
-
5 Link DANA Kaget Terbaru di Hari Minggu, Saldonya Bernilai Rp499 Ribu
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser
-
Dugaan Kriminalisasi Aktivis Lingkungan di Kaltim: MT Ditahan 100 Hari Tanpa Bukti Baru