Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Sabtu, 24 Mei 2025 | 16:14 WIB
Ilustrasi wisatawan di IKN. [Ist]

SuaraKaltim.id - Transformasi besar di Kalimantan Timur (Kaltim) menyusul pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membuat Penajam Paser Utara (PPU) tak bisa tinggal diam.

Sebagai wilayah yang berada di garis depan penyangga ibu kota baru, PPU kini mulai mempercepat penguatan sektor pariwisata lokal.

Langkah awal yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU adalah menggali dan memetakan potensi wisata tersembunyi di berbagai wilayah yang belum tersentuh secara optimal.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar, Andi Israwati Latief belum lama ini.

Baca Juga: Kalteng Siap Jadi Mitra Strategis IKN, Bukan Sekadar Penyangga

“Saya hingga saat ini mengumpulkan informasi terkait spot-spot pariwisata,” ujar Juzlizar, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Sabtu, 24 Mei 2025.

Juzlizar menuturkan, banyak destinasi di PPU yang memiliki kekuatan tematik khas namun belum terekspose secara luas.

Oleh karena itu, pihaknya kini aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat lokal—mulai dari pemerintahan desa, tokoh adat, hingga pelaku usaha wisata.

Pemetaan ini bukan sekadar inventarisasi lokasi, melainkan langkah strategis dalam menyiapkan PPU menjadi destinasi penyangga yang siap menyambut lonjakan kunjungan ke kawasan sekitar IKN.

Menurut Juzlizar, kesiapan pariwisata bukan hanya tentang objek, tapi juga kesiapan masyarakat dan sistem pendukung lainnya.

Baca Juga: Bupati PPU Dorong Pramuka Kelola Kawasan Edukasi Lingkungan di Era IKN

“Jadi harapan saya sih, dengan adanya IKN ini, kita juga harus siap untuk menjadi orang yang siap menerima tamu,” tegasnya.

Juzlizar memperkirakan akan ada peningkatan kunjungan ke PPU, bukan hanya oleh pelancong umum, tetapi juga oleh para pekerja, pejabat negara, hingga tamu-tamu penting dari berbagai daerah dan negara.

Dalam posisi ini, PPU dituntut tidak hanya menjadi titik lintas, tetapi juga mampu menawarkan pengalaman wisata yang berkesan dan berkarakter.

Demi Bekantan dan Orangutan, Waskita Bangun Jembatan Satwa di Hutan Lindung IKN

Pembangunan infrastruktur di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) tak hanya fokus pada konektivitas manusia, tetapi juga memperhatikan kelestarian lingkungan.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk menunjukkan komitmen tersebut lewat pembangunan jembatan satwa di ruas Tol IKN Seksi 3B, tepatnya di Segmen KKT Kariangau–Simpang Tempadung, Kalimantan Timur (Kaltim).

Fasilitas perlintasan satwa ini dirancang sepanjang 8,16 meter, dan akan menjadi jalur aman bagi berbagai hewan endemik Kalimantan seperti macan dahan, bekantan, beruang madu, serta orangutan.

Lokasi dibangunnya di sekitar hutan lindung Sungai Wein, area yang dikenal sebagai habitat penting bagi satwa liar.

Hal itu disampaikan Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, dalam keterangan resminya, Kamis, 23 Mei 2025.

"Jembatan ini menyambungkan antara bukit dengan bukit, untuk memudahkan perpindahan hewan-hewan yang berhabitat di hutan lindung Sungai Wein," ujar Ermy, disadur dari ANTARA, Sabtu, 24 Mei 2025.

Tidak seperti jembatan konvensional, struktur ini mengusung dua lintasan berbentuk terowongan yang ditimbun tanah.

Namun untuk mengurangi beban lingkungan, Waskita menggunakan teknologi mortar busa sebagai alternatif timbunan ringan, menggantikan penggunaan tanah secara masif.

“Waskita tidak hanya mengerjakan proyek infrastruktur, tapi juga memiliki kepedulian untuk menjaga ekosistem dan lingkungan. Perseroan menyadari, tidak hanya manusia yang membutuhkan fasilitas jalan aman dan nyaman, hewan pun membutuhkannya,” kata Ermy.

Dengan nilai proyek mencapai Rp 2,6 triliun, pelaksanaan konstruksi tol ini memiliki tantangan tersendiri.

Pasalnya, kawasan pembangunan bersinggungan langsung dengan koridor satwa liar di hutan lindung.

Karena itu, desain dan pengerjaan proyek harus menyesuaikan dengan kebutuhan alami hewan agar tidak terganggu aktivitas jalan tol di bawahnya.

Meski menghadapi tantangan teknis dan lingkungan, Waskita tetap optimis proyek jembatan satwa ini dapat diselesaikan sesuai target.

Proyek Tol IKN Seksi 3B Segmen KKT Kariangau–Simpang Tempadung ini dijadwalkan rampung pada Agustus 2026.

Load More