Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Sabtu, 24 Mei 2025 | 17:03 WIB
Proyek Gedung Wing 2 dan kawasan Kantor Kementerian PUPR di IKN yang digarap oleh PT PP (Persero) Tbk (PTPP). [WartaEkonomi.co.id]

SuaraKaltim.id - Pembangunan infrastruktur dasar di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya menjadi proyek strategis nasional, tetapi juga ajang unjuk kemampuan teknologi dan keberlanjutan.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah proyek Gedung Wing 2 dan kawasan Kantor Kementerian PUPR yang digarap oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk (PTPP).

Per Mei 2025, progres fisik proyek ini telah melampaui target, mencapai 54,77%. Capaian itu menjadi bukti bahwa PTPP tak main-main dalam mendukung agenda besar pemindahan ibu kota negara.

Proyek ini berada di bawah skema kontrak rancang dan bangun (design and build) dengan model kerja sama joint operation (JO).

Baca Juga: Dorong Ketahanan Pangan, PPU Salurkan 170 Ribu Bibit Ikan di Kawasan IKN

PTPP berperan sebagai pemimpin konsorsium dengan porsi 65% dari total kontrak senilai Rp1,39 triliun. Masa pelaksanaannya direncanakan berlangsung hingga akhir 2025.

Kunjungan Wakil Menteri PUPR, Diana Kusumastuti, ke lokasi proyek pada Sabtu, 17 Mei 2025, menggarisbawahi pentingnya komitmen terhadap kualitas dan lingkungan.

Ia menekankan bahwa bangunan di IKN harus menjadi standar baru dalam hal estetika, keberlanjutan, dan inovasi.

“Penerapan standar tinggi pada kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan sangat penting, serta mendorong pemanfaatan teknologi inovatif,” ujar Diana saat peninjauan saat itu, disadur dari WartaEkonomi.co.id--Jaringan Suara.com, Sabtu, 24 Mei 2025.

Di sisi lain, PTPP menunjukkan kapabilitasnya dengan mengintegrasikan sejumlah teknologi canggih dalam konstruksi.

Baca Juga: Kalteng Siap Jadi Mitra Strategis IKN, Bukan Sekadar Penyangga

Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menuturkan bahwa desain Gedung Wing 2 dirancang modern dan fungsional.

Inovasi teknis seperti adjustable decking untuk efisiensi bekisting kolom, pemanfaatan embung sebagai sumber air kerja, hingga sistem QR Code Check & Defect List diterapkan demi menjamin mutu dan efisiensi kerja.

Salah satu ciri khas yang menonjol adalah struktur kolom beton berbentuk “V” yang digunakan sebagai penyangga utama Gedung Menteri—desain unik yang belum diterapkan di bangunan lain dalam kawasan IKN.

“Sebagai pionir konsep eco-friendly green building di Indonesia, PTPP terus memperkuat posisinya sebagai kontraktor nasional unggulan dengan rekam jejak proyek-proyek prestisius seperti pelabuhan, bendungan, pembangkit listrik, dan infrastruktur strategis lainnya,” jelas Joko.

Tidak hanya mengedepankan bentuk dan fungsi, bangunan ini juga diarahkan untuk meraih sertifikasi Bangunan Gedung Hijau (BGH) dan Bangunan Cerdas, menegaskan arah baru pembangunan yang lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap tantangan masa depan.

Hadapi IKN, PPU Siapkan Diri Jadi Penyangga Pariwisata Strategis

Transformasi besar di Kalimantan Timur (Kaltim) menyusul pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) membuat Penajam Paser Utara (PPU) tak bisa tinggal diam.

Sebagai wilayah yang berada di garis depan penyangga ibu kota baru, PPU kini mulai mempercepat penguatan sektor pariwisata lokal.

Langkah awal yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU adalah menggali dan memetakan potensi wisata tersembunyi di berbagai wilayah yang belum tersentuh secara optimal.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar, Andi Israwati Latief belum lama ini.

“Saya hingga saat ini mengumpulkan informasi terkait spot-spot pariwisata,” ujar Juzlizar, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Sabtu, 24 Mei 2025.

Juzlizar menuturkan, banyak destinasi di PPU yang memiliki kekuatan tematik khas namun belum terekspose secara luas.

Oleh karena itu, pihaknya kini aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat lokal—mulai dari pemerintahan desa, tokoh adat, hingga pelaku usaha wisata.

Pemetaan ini bukan sekadar inventarisasi lokasi, melainkan langkah strategis dalam menyiapkan PPU menjadi destinasi penyangga yang siap menyambut lonjakan kunjungan ke kawasan sekitar IKN.

Menurut Juzlizar, kesiapan pariwisata bukan hanya tentang objek, tapi juga kesiapan masyarakat dan sistem pendukung lainnya.

Menurut Juzlizar, kesiapan pariwisata bukan hanya tentang objek, tapi juga kesiapan masyarakat dan sistem pendukung lainnya.

“Jadi harapan saya sih, dengan adanya IKN ini, kita juga harus siap untuk menjadi orang yang siap menerima tamu,” tegasnya.

Juzlizar memperkirakan akan ada peningkatan kunjungan ke PPU, bukan hanya oleh pelancong umum, tetapi juga oleh para pekerja, pejabat negara, hingga tamu-tamu penting dari berbagai daerah dan negara.

Dalam posisi ini, PPU dituntut tidak hanya menjadi titik lintas, tetapi juga mampu menawarkan pengalaman wisata yang berkesan dan berkarakter.

Load More