SuaraKaltim.id - Teluk Balikpapan kini ditata sebagai kawasan laut strategis berbasis ekonomi biru yang berkelanjutan, seiring perannya sebagai penyangga utama bagi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut (PRL) menggandeng mitra internasional untuk memperkuat rencana ini, menjadikan Teluk Balikpapan sebagai percontohan praktik tata ruang laut yang terintegrasi.
Direktur Jenderal PRL KKP, Kartika Listriana, mengatakan proyek yang dinamai Joint Marine Spatial Planning (Joint MSP Project) ini merupakan bentuk nyata komitmen Indonesia dalam pemanfaatan ruang laut secara berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Kartika saat berada di Jakarta, Kamis, 5 Juni 2025.
Baca Juga: 472 Pokdakan Dievaluasi: PPU Pastikan Bantuan Tepat Sasaran di Era IKN
"Kami membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara mitra, seperti China yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun Kota Xiamen, hingga menjadi kota maju, tertata, dan terintegrasi pengelolaannya di wilayah daratan dan laut,” ujar Kartika disadur dari ANTARA, Senin, 9 Juni 2025.
Salah satu mitra yang dilibatkan dalam penataan Teluk Balikpapan adalah Fujian Institute for Sustainable Oceans (FISO) dari Xiamen University, China.
Kerja sama ini dirancang untuk menggabungkan pengalaman dan keunggulan riset dari kedua negara.
Teluk Balikpapan dipilih karena berbagai pertimbangan, di antaranya statusnya sebagai kawasan penyangga IKN dan tingginya potensi kelautan dan perikanan.
Selain itu, kawasan ini juga menyimpan kompleksitas pemanfaatan ruang laut yang tinggi—mulai dari permukiman nelayan, penangkapan ikan, pelabuhan, industri maritim, hingga keberadaan hutan mangrove dan jalur migrasi biota laut.
Baca Juga: Reformasi Kepegawaian Balikpapan Rampung, Tak Ada Lagi Status Honorer
“Saya yakin kolaborasi yang sudah berjalan saat ini sangat bermanfaat dan berpotensi untuk direplikasi dan dikembangkan di wilayah pesisir lainnya melalui program prioritas dalam penataan ruang laut,” tambah Kartika.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Ruang Perairan Ditjen PRL KKP, Abdi Tunggal Priyanto, menyatakan bahwa tata ruang laut merupakan instrumen utama untuk menjalankan kebijakan ekonomi biru.
Pengelolaan ruang laut harus dilakukan secara efisien, adil, dan tetap menjunjung prinsip keberlanjutan.
Menurut Abdi, Indonesia saat ini tengah menyusun integrasi perencanaan ruang darat dan laut ke dalam satu dokumen perencanaan nasional.
Oleh karena itu, pembelajaran dari negara lain seperti Tiongkok menjadi sangat berharga.
Sebelumnya, delegasi dari FISO Xiamen University telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada akhir Mei 2025.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Semoga Beruntung, Buka 5 DANA Kaget Hari Ini buat Tambahan Belanja
-
Gracilaria Jadi Andalan Baru PPU di Tengah Denyut Pembangunan IKN
-
Prosedur Ketat Diterapkan, Dua Pasien Positif Antigen Dirawat di Ruang Isolasi
-
Pantai Manggar Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Panjang
-
Daftar 6 Link DANA Kaget Aktif Hari Ini, Buruan Klaim Saldo Gratis Sebelum Diambil Orang!