Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 24 Juni 2025 | 19:49 WIB
Kepala UPTD Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Tekkom dan Infodik) Disdikbud Kaltim, M. Awaludin. [SuaraKaltim.id/Giovanni Gilbert]

SuaraKaltim.id - Pemerataan kualitas pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi prioritas Pemerintah Provinsi, terlebih menjelang perpindahan Ibu Kota Negara (IKN).

Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), berbagai strategi mulai digulirkan untuk menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang selama ini terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan akses digital.

Kepala UPTD Tekkom dan Infodik Disdikbud Kaltim, M. Awaludin, menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengintensifkan pemetaan kondisi nyata sekolah-sekolah di daerah 3T.

Pemetaan ini mencakup aspek penting seperti akses listrik, kondisi sarana prasarana, hingga keberadaan tenaga pendidik.

Baca Juga: Stunting di Kaltim Masih 22 Persen, Edukasi Jadi Kunci Perubahan

“Dalam jangka pendek, kami diarahkan untuk mengurangi disparitas pendidikan. Karena itu, pemetaan kebutuhan sekolah menjadi langkah awal agar bantuan yang diberikan benar-benar sesuai kondisi lapangan,” kata Awaludin.

Menurutnya, pendekatan berbasis kebutuhan sangat krusial agar intervensi pendidikan berjalan efektif.

Ia mencontohkan pentingnya menyelaraskan jenis bantuan dengan kondisi sekolah.

“Bantuan yang tidak tepat sasaran justru tidak berdampak, sehingga penyesuaian sangat penting,” ujarnya.

Sebagai bagian dari solusi, Disdikbud juga mendorong sistem pembelajaran jarak jauh.

Baca Juga: Guru Masih Honorer, Kaltim Dorong Formasi P3K Tambahan untuk Wilayah Terpencil

Guru-guru pilihan dari kota besar seperti Samarinda akan mengajar secara daring menggunakan platform seperti Zoom atau Google Meet, guna menjangkau siswa di daerah terpencil tanpa mengorbankan kualitas.

Namun, tantangan tak sedikit. Keterbatasan konektivitas internet dan belum tersedianya listrik masih menjadi ganjalan utama.

Ilustrasi Gratispol, program Rudi Mas'ud-Seno Aji. Guru-guru pilihan dari kota besar seperti Samarinda akan mengajar secara daring menggunakan platform seperti Zoom atau Google Meet, guna menjangkau siswa di daerah terpencil tanpa mengorbankan kualitas. [Ist]

Untuk itu, Disdikbud menjajaki solusi alternatif seperti penggunaan teknologi satelit internet Starlink.

“Kami tidak ingin sekadar memberi akses internet tapi tidak tersedia listrik. Ini yang kami waspadai agar program tetap efektif,” katanya.

Uji coba Starlink telah dilakukan di sejumlah SMA dan SMK di bawah pengelolaan provinsi.

Namun, hingga kini, baru sekitar 218 sekolah yang tersentuh bantuan internet, jumlah yang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan luasnya wilayah Kaltim.

Load More