SuaraKaltim.id - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan performa impresif dalam menarik minat investor sepanjang Triwulan I 2025.
Catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mengungkapkan, total investasi yang masuk ke Kaltim mencapai Rp 19,82 triliun, yang terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Hal itu disampaikan Kepala DPMPTSP Kaltim, Fahmi Prima Laksana, di Samarinda, Minggu, 29 Juni 2025.
"Capaian itu menempatkan Kaltim pada posisi ke-9 secara nasional dalam realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)," kata Fahmi, disadur dari ANTARA, Senin, 30 Juni 2025.
Menurut Fahmi, tingginya realisasi investasi tersebut menjadi bukti bahwa Kaltim masih menjadi wilayah yang dipercaya investor, baik lokal maupun global.
Faktor stabilitas daerah, kemudahan perizinan, serta sinergi antara pelaku usaha dan pemerintah turut berperan penting.
“Realisasi Rp 19,82 triliun itu menjadi bukti kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Kalimantan Timur,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi semua pihak, termasuk pemda, pelaku usaha, dan investor.
Berdasarkan data yang dihimpun, PMDN tercatat mendominasi dengan 7.458 proyek, sementara PMA berkontribusi melalui 875 proyek.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Brand Sepatu Sekolah Murah Berkualitas di Tengah Ekonomi Sulit
Wilayah dengan realisasi investasi terbesar adalah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dengan Rp 3,47 triliun, disusul Balikpapan Rp 3,13 triliun dan Kutai Timur (Kutim) Rp 1,97 triliun.
Di sisi lain, beberapa negara mencatatkan komitmen besar dalam investasi asing.
Singapura menjadi negara asal investasi terbesar dengan Rp 2,19 triliun, kemudian Mauritius Rp 1,04 triliun, dan Tiongkok dengan Rp 767 miliar.
"Kepercayaan dari investor internasional itu menjadi indikator positif daya tarik Kaltim di mata dunia," ujar Fahmi.
Adapun sektor pertambangan masih menjadi magnet utama investasi di Kaltim, dengan kontribusi mencapai 55,08 persen dari total realisasi.
Diikuti sektor industri makanan (8,52 persen), transportasi, gedung, dan komunikasi (6,62 persen), serta industri logam dasar (6,21 persen).
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Empat Potensi Malaadministrasi MBG Jadi Alarm bagi Pemerintah
-
Ditjen Bina Adwil Pastikan Anggaran Kemendagri Tepat Sasaran dan Transparan
-
Ombudsman Minta BGN Perketat Mutu Program MBG Setelah Kasus Keracunan
-
Program Magang Nasional Diluncurkan 15 Oktober, Target 20.000 Fresh Graduate
-
Menkeu Desak Pertamina Bangun Kilang Baru, Kurangi Ketergantungan Impor BBM