Denada S Putri
Kamis, 10 Juli 2025 | 17:35 WIB
Wakil Wali Kota Bontang Agus Haris. [KlikKaltim.com]

Berdasarkan laporan tersebut, diketahui masih ada sisa kuota yang cukup signifikan.

Untuk tingkat SD, dari daya tampung sebanyak 12.118 kursi, baru terisi 9.886 siswa. Artinya, terdapat 2.322 bangku kosong.

Sementara di jenjang SMP, dari 10.004 kursi yang tersedia, baru terisi 9.211, menyisakan 962 kursi belum terisi.

Menanggapi hal itu, Andi Harun menepis anggapan bahwa pengisian sisa kuota berarti membuka gelombang kedua.

“Jadi bukan membuka kembali ya, beda. Tidak ada istilah gelombang kedua. Ini hanya terbatas pada kita akan penuhi sisa kuota yang masih tersisa,” ungkapnya, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 10 Juli 2025.

Untuk menjamin proses yang tetap akuntabel, ia telah memerintahkan tim teknis menyusun petunjuk teknis (juknis) baru. Penekanan kuat juga diberikan pada integritas dan transparansi.

“Tetap tidak boleh ada titip-titipan. Tidak boleh ada perbuatan curang dalam penerimaan siswa, termasuk di sisa kuota ini,” tegasnya.

Pemkot akan memprioritaskan calon siswa yang sebelumnya sudah mendaftar di sekolah tujuan, namun belum diterima karena terbatasnya kuota pada gelombang pertama.

Siswa yang telah diterima di sekolah lain tidak diizinkan berpindah.

Baca Juga: SMA 10 Samarinda Pindah Lokasi, Ombudsman Pantau Proses PPDB Lebih Ketat

“Yang bisa diterima di antaranya adalah siswa yang sudah mendaftar di sekolah tersebut dan bisa dibuktikan. Kita akan mendahulukan siswa yang pernah mendaftar tapi tidak lolos di jalur pertama,” tambahnya.

Andi Harun menargetkan juknis pengisian kuota ini selesai hanya dalam waktu satu hari.

“Saya sudah minta juknisnya besok selesai. Saya sudah bisa tanda tangan juknisnya,” katanya.

Ia juga memastikan, seperti pada tahapan sebelumnya, seluruh proses ini akan diawasi ketat dengan membuka kanal aduan masyarakat. Posko pengawasan PPDB tetap dibuka selama tahapan ini berlangsung.

Saat ditanya penyebab masih adanya sisa kuota, Andi Harun menjelaskan bahwa hal itu bukan disebabkan oleh konsentrasi pendaftar di sekolah-sekolah favorit, melainkan karena ketatnya aturan zonasi.

“Ini terutama menyangkut domisili. SPMB kita kemarin sangat ketat, dan itu yang menyebabkan masih ada sisa kuota,” imbuhnya.

Load More