Denada S Putri
Senin, 14 Juli 2025 | 20:31 WIB
Kepala Dinsos Kaltim, Andi Muhammad Ishak. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Upaya menghadirkan pendidikan berkualitas dan inklusif melalui program Sekolah Rakyat di Kalimantan Timur (Kaltim) kini memasuki tahap awal pelaksanaan.

Namun, karena gedung permanen belum tersedia, pemerintah daerah menjalankan program ini lewat skema sekolah rintisan.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim, Andi Muhammad Ishak, mengungkapkan bahwa telah disiapkan tiga lokasi sebagai sekolah rintisan, yaitu SMA Negeri 16 Samarinda, BPMP Kemendikdasmen Kaltim, dan BPVP Kaltim.

“Sekolah rintisan itu diperkenankan apabila sudah disetujui juga untuk pembangunan fisik. Contohnya di Samarinda sudah ditetapkan 1 titik,” ungkap Andi, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin, 14 Juli 2025.

Program ini menargetkan daya tampung sekitar 1.000 siswa, mencakup jenjang SD kelas 1 sampai 6, 18 kelas untuk tingkat SMP, serta 9 kelas untuk jenjang SMA.

Namun, pelaksanaan melalui sekolah rintisan bersifat sementara dan tidak akan dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya.

“Makanya rintisan itu tidak akan ada di tahun-tahun selanjutnya, sekali ini saja. Nanti murid di sekolah rintisan semuanya akan ditempatkan di sekolah permanen,” bebernya.

Dari sisi pendanaan, operasional sekolah rintisan sebagian besar ditopang oleh APBN, sementara dukungan dari APBD Kaltim bersifat pelengkap, khususnya untuk kebutuhan non-struktural.

“Karena kalau lahan rintisan ini tidak diserahkan ke pusat, tapi tetap menggunakan lahannya pemerintah daerah. Sebenarnya tetap pembiayaannya itu dari pusat juga, cuma karena ini menggunakan fasilitas daerah, jadi ada beberapa kondisi yang memang juga perlu dukungan pemerintah daerah,” tegas Andi.

Baca Juga: Melanggar Perda! Truk Tambang Diingatkan Tak Gunakan Jalan Umum

Sejauh ini, pemerintah pusat menargetkan 200 Sekolah Rakyat beroperasi pada 2025.

Sebanyak 63 di antaranya telah siap digunakan dengan memanfaatkan bangunan pemerintah yang ada, sedangkan sisanya — termasuk di Kaltim — masih menunggu penyelesaian gedung permanen atau menggunakan skema rintisan.

Awas Jangan Menyimpang! Pemkot Samarinda Perketat Sistem Keuangan Sekolah Terpadu

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tak hanya menargetkan kualitas dalam pembangunan fisik sekolah terpadu, tetapi juga menekankan pentingnya integritas dalam pengelolaan keuangannya.

Setelah menyelesaikan konstruksi bangunan dan struktur kelembagaan, kini Pemkot mengalihkan perhatian pada aspek pembiayaan yang harus dirancang dengan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap regulasi.

Asisten III Sekretariat Daerah Samarinda, Ali Fitri Noor, menegaskan bahwa tantangan utama bukan lagi terletak pada infrastruktur, melainkan pada bagaimana mengelola dana sekolah dengan benar.

Hal itu dijelaskan Ali saat berada di Samarinda, Jumat, 11 Juli 2025.

"Fisik dan kelembagaannya sudah siap. Tapi karena ini lembaga pendidikan yang berbentuk swasta milik pemerintah, maka penyusunan sistem keuangan tidak bisa sembarangan. Perlu kehati-hatian penuh agar tidak menyimpang dari regulasi," jelas Ali, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin, 14 Juli 2025.

Untuk mengantisipasi potensi persoalan di kemudian hari, Pemkot menggandeng Inspektorat Kota Samarinda guna memberikan pendampingan teknis dalam penyusunan anggaran.

Tak hanya itu, pengawasan eksternal pun akan diperkuat melalui kerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Inspektorat kami minta membangun komunikasi aktif dengan pengawas eksternal seperti BPKP, agar setiap langkah yang diambil benar-benar menghindari potensi penyimpangan,” tambahnya.

Meski anggaran sekolah ini telah tercantum dalam struktur APBD, perinciannya masih menunggu hasil finalisasi dari tim lintas perangkat daerah.

Ali menjelaskan, kebutuhan operasional yang tengah dirumuskan akan menjadi dasar penentuan nominal akhir.

“Penempatannya di APBD sudah jelas, tapi angka pastinya akan disesuaikan dengan kebutuhan operasional yang sedang dirumuskan,” ujarnya.

Lebih dari sekadar fasilitas baru, sekolah terpadu ini dirancang menjadi model pendidikan unggulan yang mengintegrasikan jenjang SD, SMP, dan SMA dalam satu sistem.

Pemkot menilai pendekatan integratif ini sebagai langkah strategis mencetak generasi unggul di masa depan.

Ali berharap proyek ini tak hanya sukses secara fisik, tapi juga menjadi contoh dalam hal pengelolaan pendidikan berbasis tata kelola yang tertib.

“Kita tidak ingin sekadar membangun, tapi harus menjadi teladan dalam pengelolaan pendidikan yang rapi dan akuntabel. Ini menyangkut kepercayaan publik,” tegasnya.

Dengan kombinasi pendekatan kehati-hatian dalam pembiayaan dan pengawasan ketat di setiap proses, Pemkot Samarinda ingin menjadikan sekolah terpadu ini sebagai lompatan penting dalam menciptakan sistem pendidikan kota yang lebih berdaya saing dan terpercaya.

Load More