Denada S Putri
Kamis, 31 Juli 2025 | 21:53 WIB
Ilustrasi beras. [Ist]

Upaya jangka panjang pun mulai disiapkan untuk memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi kekeringan di masa depan.

"Kami berkomitmen untuk terus mendampingi warga Mahulu dan memastikan bahwa mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan hingga kondisi kembali normal," kata Sugeng.

Rp 206 Miliar untuk Mahulu: Jalan Darat Pertama Kini Dikerjakan

Setelah puluhan tahun hanya mengandalkan Sungai Mahakam sebagai satu-satunya jalur transportasi utama, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), akhirnya melihat titik terang untuk keluar dari keterisolasian wilayah.

Pembangunan jalan darat Tering–Ujoh Bilang sejauh 28 kilometer resmi dimulai, menandai era baru keterhubungan fisik dan sosial bagi salah satu daerah terluar di Kalimantan.

Dukungan datang dari legislatif. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel, menilai infrastruktur ini sebagai wujud keseriusan pemerintah menjawab kebutuhan dasar masyarakat pedalaman.

Ia tak menampik bahwa kondisi Mahulu selama ini sangat rentan terhadap gangguan distribusi, terutama ketika jalur sungai tak bisa diandalkan.

Hal itu disampaikan Ekti pada Selasa, 29 Juli 2025.

“Ketika air surut, masyarakat Mahulu sangat menderita. Transportasi macet, logistik tertahan, harga bahan pokok melonjak. Jalan darat ini akan menjadi penyambung kehidupan,” ujar Ekti, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 31 Juli 2025.

Baca Juga: 569 Jiwa Terdampak Kekeringan, Pemkab Mahulu Siapkan Status Siaga

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) telah mengalokasikan dana Rp206 miliar dari APBD Murni 2025 untuk mendukung proyek ini.

Saat ini, prosesnya telah memasuki tahap awal pelaksanaan. Jalan penghubung dari Tering ke Ujoh Bilang akan membentang sepanjang 136 kilometer, dengan skema pembiayaan lintas pemerintah:

  • Segmen 0–10 km didanai melalui APBN,
  • Segmen 10–41 km ditanggung APBD Kaltim,
  • Segmen 41–117 km kembali ke APBN,
  • Segmen 117–136 km menjadi tanggung jawab Pemkab Mahulu.

Menurut Ekti, dominasi sungai sebagai satu-satunya jalur transportasi selama ini berdampak besar terhadap lambatnya distribusi kebutuhan dasar, dan memperlebar ketimpangan antarwilayah.

“Distribusi beras ke Long Pahangai atau Long Apari bisa berkali lipat harganya dibanding di kota. Jalan darat akan memperpendek waktu tempuh, menurunkan biaya logistik, dan mempercepat pembangunan,” jelasnya.

Ia memastikan DPRD Kaltim akan konsisten mengawal pembangunan ini hingga rampung sepenuhnya.

Bagi Mahulu, keberadaan jalan bukan sekadar proyek fisik, tetapi fondasi bagi pelayanan dasar yang selama ini sulit dijangkau, seperti kesehatan dan pendidikan.

Load More