-
Pemprov Kaltim bersiap melakukan penyesuaian APBD 2026 akibat rencana pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat hingga 50 persen.
-
Tambahan penghasilan pegawai (TPP) ASN dan sejumlah proyek nonprioritas menjadi pos anggaran yang kemungkinan dipangkas untuk menyesuaikan kondisi fiskal.
-
Program prioritas seperti pendidikan dan kesehatan gratis tetap dipertahankan, sementara kegiatan yang tidak mendesak akan ditunda demi menjaga stabilitas keuangan daerah.
SuaraKaltim.id - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) kini tengah bersiap menghadapi potensi penyesuaian besar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026 menyusul rencana pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat.
Salah satu pos yang paling disorot adalah tambahan penghasilan pegawai (TPP) bagi aparatur sipil negara (ASN), yang selama ini menjadi beban cukup besar bagi keuangan daerah.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyatakan bahwa penyesuaian terhadap TPP hampir tak terhindarkan bila dana transfer benar-benar turun hingga separuh dari tahun sebelumnya.
“Pasti ada pemangkasan, tetapi kebijakan ini akan dibicarakan bersama ASN karena kondisi fiskal kita memang tidak memungkinkan,” jelas Seno di Samarinda, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin, 6 Oktober 2025.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kaltim Nomor 100.3.3.1/K.731/2023, nominal TPP untuk pejabat tinggi daerah terbilang besar—sekretaris daerah bisa memperoleh hingga Rp 99 juta per bulan, sedangkan pejabat eselon lain seperti kepala badan, inspektur, dan direktur RSUD kelas A menerima puluhan juta rupiah setiap bulan.
Seno menegaskan, penyesuaian tersebut bukan hanya menyasar TPP, tetapi juga proyek-proyek yang dinilai belum mendesak.
“Mungkin bukan hanya TPP, tapi sejumlah proyek strategis juga akan kita pangkas atau bahkan dibatalkan,” ujarnya.
Meski begitu, pemerintah provinsi memastikan bahwa program prioritas seperti pendidikan dan kesehatan gratis tetap berjalan tanpa pengurangan.
“Itu wajib jalan. Pendidikan gratis dan kesehatan gratis tetap jadi prioritas kami,” tegasnya.
Baca Juga: Cegah Kekosongan Layanan Publik, Kaltim Usulkan P3K Paruh Waktu
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan, alokasi TKD untuk Kaltim pada 2026 diproyeksikan hanya sebesar Rp 2,49 triliun, mencakup DBH migas Rp 48 miliar, DBH minerba Rp 1,19 triliun, dana reboisasi Rp 51 miliar, dan DAU sekitar Rp 866 miliar.
“Kegiatan yang tidak mendesak akan kita tunda, sementara fokus tetap diarahkan pada program yang benar-benar prioritas,” pungkas Seno.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Kemendagri Dampingi Bangkalan Susun Perda Pajak dan Retribusi yang Lebih Adaptif
-
DPR Minta Pendirian Pesantren Wajib Sertifikat Laik Fungsi
-
Menkum Supratman Tegaskan Penyidik TNI Hanya Tangani Anggota Sendiri di RUU Keamanan Siber
-
Belajar dari Tragedi Al Khoziny, Ahmad Ali Serukan Solidaritas dan Pengawasan Ketat Bangunan
-
Prabowo Dorong Meritokrasi di TNI: Kualitas Jadi Tolok Ukur, Bukan Senioritas