-
DKP Kaltim belum memberikan rekomendasi resmi untuk budidaya ikan di kolam bekas tambang karena belum ada kajian ilmiah yang memastikan kelayakan dan keamanan lingkungannya.
-
Pemerintah tidak melarang pemanfaatan kolam eks tambang untuk ekonomi warga, namun menegaskan adanya risiko bagi ikan dan konsumen jika tanpa uji kelayakan.
-
DKP menyiagakan tim investigasi dan rutin mengawasi mutu produk perikanan guna mengantisipasi dampak negatif serta memastikan keamanan pangan di Kalimantan Timur.
SuaraKaltim.id - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan belum dapat memberikan rekomendasi resmi untuk kegiatan budidaya ikan di kolam bekas tambang.
Langkah ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah daerah dalam menjaga keamanan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Kepala DKP Kaltim, Irhan Hukmaidy, menjelaskan bahwa hingga kini belum ada kajian ilmiah komprehensif yang memastikan kelayakan kolam eks tambang untuk aktivitas perikanan.
Hal itu disampaikannya saat berada di Samarinda, Kamis, 16 Oktober 2025.
“Terus terang, sampai saat ini kami belum bisa mengeluarkan rekomendasi. Harus ada uji yang luar biasa untuk memastikan kelayakan lahan tersebut,” ujarnya disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Minggu, 19 Oktober 2025.
Ia menyebut, meski belum direkomendasikan secara resmi, pemerintah tidak menutup peluang bagi masyarakat yang ingin mencoba memanfaatkan kolam eks tambang untuk kegiatan ekonomi.
Namun, ia mengingatkan bahwa tanpa jaminan kelayakan, risiko terhadap ikan dan konsumen tetap ada.
Untuk mengantisipasi potensi dampak negatif, DKP telah menyiagakan tim dari Laboratorium Kesehatan Ikan yang akan diterjunkan jika ditemukan permasalahan di lapangan.
“Kita tetap siapkan tim investigasi jika sewaktu-waktu muncul persoalan, supaya penanganannya bisa cepat dan terukur,” jelas Irhan.
Baca Juga: DPRD Kaltim Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Sentuh Hak Guru dan Nakes
Ia menambahkan, ada contoh kolam eks tambang yang berhasil dikelola dengan baik, seperti void milik PT Indomincoyang dinilai memiliki kualitas air layak konsumsi.
Namun, ia menekankan bahwa kondisi serupa tidak bisa digeneralisasi.
“Kalau sudah layak jadi air minum, secara logika bisa juga untuk budidaya ikan. Tapi itu harus dibuktikan lewat uji ilmiah, tidak bisa hanya pakai asumsi,” katanya.
DKP Kaltim juga memastikan pengawasan mutu produk perikanan dilakukan secara berkala di pasar-pasar tradisional.
“Kalau sampai ada masalah, kami yang bertanggung jawab. Karena itu pengawasan harus ketat,” pungkasnya.
Meskipun sejumlah kelompok pembudidaya ikan telah memanfaatkan lahan eks tambang—termasuk di kawasan Rawa Bening, Jalan Pusaka, Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda—DKP Kaltim tetap menegaskan pentingnya uji ilmiah sebelum praktik budidaya tersebut dilegalkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 7 Fakta Nusakambangan, Penjara di Jawa Tengah yang Dihuni Ammar Zoni: Dijuluki Pulau Kematian
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Harga Sawit Naik, Petani di Penyangga IKN Rasakan Angin Segar Ekonomi
-
PLN Siapkan 1.122 MW Energi Hijau di Kaltimra, Dorong Transisi Menuju Listrik Bersih 2034
-
31 Desa di Kutim Nikmati Internet Gratis, Langkah Nyata Kaltim Menuju Desa Digital
-
Menjelang IKN, Pemkab PPU Siapkan Rp 70 Miliar untuk Skema PPPK Paruh Waktu
-
Realisasi Anggaran Kaltim Baru 52 Persen, Pemprov Ngebut di Triwulan Terakhir