-
Pemprov Kaltim menghadapi pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD) hingga Rp14,6 triliun pada 2026, sehingga harus menata ulang arah pembangunan dengan fokus pada efisiensi dan kemandirian fiskal.
-
DPRD Kaltim menegaskan pembangunan tidak boleh berhenti, dengan Ketua Komisi III Abdulloh menekankan agar proyek infrastruktur yang berdampak langsung bagi masyarakat tetap dijalankan meski secara bertahap.
-
Pemprov Kaltim menjadikan investasi sebagai strategi utama menutup celah fiskal, menawarkan proyek strategis kepada investor dan memperkuat kemitraan dengan Bank Indonesia untuk menciptakan ekosistem investasi berkelanjutan.
SuaraKaltim.id - Pemangkasan besar-besaran Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat yang diperkirakan mencapai Rp 14,6 triliun pada 2026 memaksa Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menata ulang arah pembangunan.
Tekanan fiskal ini menjadi momentum bagi daerah untuk membangun fondasi kemandirian melalui efisiensi dan investasi swasta.
Dari sisi legislatif, dorongan agar roda pembangunan tetap berjalan terus digaungkan. Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Abdulloh, menegaskan proyek-proyek prioritas yang berdampak langsung terhadap masyarakat harus tetap dijalankan meski dengan skala yang disesuaikan.
Hal itu disampaikan Abdulloh, Minggu, 12 Oktober 2025.
“Meski bertahap, pembangunan tetap harus dijalankan, kita tetap bisa menyesuaikan skala prioritas sembari menunggu keputusan final dari APBN,” ujar Abdulloh.
Ia menegaskan bahwa infrastruktur yang berdampak ekonomi kerakyatan tidak boleh diabaikan, sebab publik menilai kinerja pemerintah dari hasil nyata di lapangan.
“Semangat kami jelas, pembangunan tidak boleh berhenti total,” tambahnya.
Abdulloh menyebut, dengan kondisi fiskal yang terbatas, strategi penyesuaian menjadi kunci.
Proyek infrastruktur sepanjang 100 kilometer, misalnya, dapat dikerjakan bertahap hingga kondisi keuangan daerah membaik.
Baca Juga: BK DPRD Kaltim Panggil Anggota Dewan AG, Diduga Langgar Etika di Media Sosial
Ia menekankan efisiensi tak boleh menjadi alasan untuk menunda kepentingan publik.
“Kerja sama yang solid antara eksekutif dan legislatif adalah kunci agar kebijakan efisiensi tidak mematikan semangat pembangunan,” tegasnya.
Investasi Jadi Jalan Baru Hadapi Krisis Anggaran
Di sisi eksekutif, Pemprov Kaltim menyiapkan langkah strategis dengan menggandeng dunia usaha dan investor.
Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni, menegaskan bahwa investasi kini menjadi strategi utama untuk menutup celah fiskal akibat berkurangnya transfer pusat.
“Investasi adalah strategi utama Pemprov Kaltim untuk mengisi celah fiskal. Melalui investasi, tercipta lapangan kerja, pertumbuhan perdagangan, hingga peningkatan ekspor yang menopang ekonomi lokal,” ujarnya dalam Mahakam Investment Forum (MIF) di Balikpapan, 9 Oktober 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
Pilihan
-
Dear PSSI! Ini 3 Pelatih Keturunan Indonesia yang Bisa Gantikan Patrick Kluivert
-
Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
-
Asus Hadirkan Revolusi Gaming Genggam Lewat ROG Xbox Ally, Sudah Bisa Dibeli Sekarang!
-
IHSG Rebound Fantastis di Sesi Pertama 16 Oktober 2025, Tembus Level 8.125
-
Dipecat PSSI, Ini 3 Pekerjaan Baru yang Cocok untuk Patrick Kluivert
Terkini
-
CEK FAKTA: Benarkah OJK Resmikan Pemutihan Data Pinjol? Ini Penjelasannya!
-
CEK FAKTA: Benarkah Puan Maharani Tak Suka Indonesia Disebut Negara Konoha?
-
Tak Menunggu Pusat, Pemkab PPU Tanggung Sendiri Program MBG di Sekitar IKN
-
Baru Jadi ASN, Sudah Butuh Healing? PPPK Bontang Terciduk Nongkrong
-
Pengamat: Ada yang Salah di Balik Getaran Proyek Terowongan Samarinda