-
Warga Jalan Rapak Indah Samarinda memprotes ketidakjelasan ganti rugi lahan yang telah digunakan sejak 1996 dengan memasang spanduk berisi kritik tajam kepada pemerintah.
-
Kuasa hukum warga, Abdurrahim, menilai pemerintah tidak berpihak dan hanya saling lempar tanggung jawab tanpa memberikan solusi konkret selama hampir tiga dekade.
-
Warga memberi ultimatum bahwa jika mediasi terakhir gagal, mereka siap menutup jalan dan menempuh jalur hukum untuk menuntut keadilan.
SuaraKaltim.id - Ketimpangan dalam penyelesaian ganti rugi proyek infrastruktur di Samarinda kembali mencuat setelah warga Jalan Rapak Indah menyoroti ketidakjelasan nasib lahan mereka yang telah digunakan sejak 1996.
Sebagai bentuk protes, warga memasang spanduk besar di kawasan tersebut dengan tulisan yang menohok: “Jalan Nusyirwan Ismail/Ringroad 1 & 2 Dibayar, Jalan Rapak Indah Samarinda Sejak 1996 Hingga 2025 Tidak Diselesaikan Pemerintah.”
Tulisan itu menjadi simbol kekecewaan setelah hampir tiga dekade menunggu kompensasi yang tak kunjung terealisasi.
Kuasa hukum warga, Abdurrahim, menyebut aksi pemasangan spanduk itu lahir dari keputusasaan masyarakat atas sikap pemerintah yang dinilai tidak berpihak.
“Kami sudah terlalu lama bersabar. Pemerintah seolah bermain waktu, sementara hak warga diabaikan,” ujarnya dengan nada tegas, dikutip dari kaltimetam.id--Jaringan Suara.com, Kamis, 30 Oktober 2025.
Ia menjelaskan bahwa berbagai upaya telah ditempuh, termasuk menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Kaltim bersama Pemkot dan Pemprov, namun tak menghasilkan solusi konkret.
“Dari tahun ke tahun, mereka hanya saling lempar tanggung jawab. Tak ada kejelasan siapa yang harus bayar, tapi rakyat yang terus jadi korban,” katanya.
Menurutnya, alasan kewenangan antara pemerintah kota dan provinsi tidak bisa menjadi pembenaran atas ketidakadilan yang dirasakan masyarakat.
“Kalau di jalan lain bisa dibayar, kenapa Rapak Indah tidak? Ini bentuk nyata ketidakadilan dan kesewenang-wenangan birokrasi,” tegasnya.
Baca Juga: Minim Transparansi, Warga Samarinda Kecewa Proses Ganti Rugi Proyek Terowongan
Abdurrahim menilai ketimpangan tersebut menimbulkan luka sosial yang mendalam di tengah masyarakat Rapak Indah.
“Mereka hanya ingin diperlakukan sama. Hak mereka sama sahnya dengan warga di wilayah lain,” ujarnya.
Ia juga memperingatkan bahwa warga siap mengambil langkah tegas apabila pemerintah kembali abai terhadap tuntutan mereka.
“Kalau tidak ada penyelesaian, penutupan jalan bukan ancaman, tapi tindakan nyata. Warga sudah siap melakukannya,” katanya.
Meski demikian, ruang dialog masih terbuka.
Mediasi lanjutan direncanakan berlangsung di kantor kelurahan dalam waktu dekat, namun warga menegaskan ini akan menjadi batas akhir kesabaran mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Mitra, Yayasan dan Kepala SPPG Diminta Mengurus SLHS
-
Satpol PP Bongkar Prostitusi Modus 'Kopi Pangku' di Perbatasan Samarinda
-
Pemprov Kaltim Nyatakan Komitmen Reforestasi Hutan Berkelanjutan
-
Insentif Rp6 Juta per Hari Bakal Dipangkas Jika Dapur MBG Tak Sesuai Standar
-
Samarinda Bakal Buka Penerbangan Rute IKN-Malaysia di Februari 2026