Eko Faizin
Senin, 01 Desember 2025 | 16:28 WIB
Ilustrasi PPPK Paruh Waktu. [menpan.go.id]
Baca 10 detik
  • Gubernur Kaltim memperjuangkan honorer lama menjadi PPPK.
  • Pembayaran gaji para pegawai tersebut tetap dibebankan pada APBD.
  • Gubernur mengakui proses penyesuaian anggaran tahun ini cukup berat.

SuaraKaltim.id - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas'ud berkomitmen memperjuangkan nasib tenaga honorer lama mengabdi agar segera diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Rudy Mas'ud menyampaikan mekanisme penentuan kelulusan seleksi pegawai tersebut tetap berada di bawah kewenangan penuh Badan Kepegawaian Nasional (BKN).

"Kami memberikan prioritas pengangkatan kepada tenaga honorer yang memiliki masa pengabdian panjang baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota," katanya usai memimpin apel Hari Korpri di Samarinda, Senin (1/12/2025).

Kendati penentuan status dilakukan oleh pusat, Rudy memastikan pembayaran gaji para pegawai tersebut tetap dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Ia juga menjamin kebijakan kepegawaian ini tidak terganggu meskipun APBD Tahun 2026 mengalami pemangkasan signifikan hingga mencapai Rp6,06 triliun.

"Soal insentif ASN, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) seluruh PNS dan PPPK Provinsi Kaltim aman terkendali," ujar Rudy.

Gubernur mengakui bahwa proses penyesuaian anggaran tahun ini cukup berat akibat adanya penyesuaian fiskal yang mengharuskan penyisiran ulang pada seluruh pos belanja daerah.

Pemangkasan anggaran dipastikan terjadi secara merata di semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Kaltim demi efisiensi.

Walaupun terjadi penghematan, pemerintah tetap menjamin keberlanjutan program prioritas seperti pendidikan gratis atau Gratispol bagi mahasiswa.

"Program Gratispol semuanya insya Allah berjalan sesuai harapan karena ini bagian dari ikhtiar kita untuk Kaltim," jelasnya.

Rudy meminta masyarakat untuk tetap bersabar dan memahami situasi fiskal saat ini sembari mendoakan agar pendapatan daerah bisa kembali meningkat.

Ia optimistis Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan digenjot lebih kencang ke depannya guna mengurangi tekanan fiskal yang sedang terjadi.

"Seluruh kebijakan penghematan yang dilakukan saat ini diarahkan untuk menjaga stabilitas pembangunan daerah," tegas Rudy. (Antara)

Load More