- Kaltim mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi basah.
- Ancaman hidrometeorologi diprediksi meningkat pada akhir tahun.
- Banjir dan longsor diprediksi terjadi periode Desember hingga Februari.
SuaraKaltim.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) memperkuat sinergi lintas sektor untuk mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi basah.
Analis Kebijakan BPBD Kaltim Sugeng Priyanto menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antarpihak dalam penanganan bencana.
"Serta memaksimalkan peran dan fungsi BPBD menghadapi potensi banjir dan tanah longsor," katanya dikutip dari Antara, Selasa (2/12/2025).
BPBD menyampaikan ancaman bencana hidrometeorologi diprediksi meningkat pada akhir tahun.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menggelar rapat koordinasi teknis kesiapsiagaan yang melibatkan Dinas Sosial, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan organisasi perangkat daerah terkait lainnya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi bencana seperti banjir dan longsor diprediksi terjadi pada periode Desember hingga Februari.
Ia meminta pemerintah daerah kabupaten dan kota tidak ragu menetapkan status darurat bencana jika eskalasi dampak di lapangan tergolong tinggi.
Penetapan status tersebut sangat krusial untuk mempermudah koordinasi serta mobilisasi bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat.
Sugeng mencontohkan penanganan banjir di Kabupaten Mahakam Ulu sebelumnya, di mana penetapan status mempercepat penyaluran bantuan logistik dari BNPB dan pihak swasta.
Dalam skema penanganan teknis, Dinas Sosial disiagakan untuk mendirikan dapur umum dan tenda pengungsian guna memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.
Sementara itu, Dinas Kesehatan dilibatkan secara penuh untuk menjamin ketersediaan obat-obatan dan layanan kesehatan di lokasi bencana.
"Masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan yang dapat memicu penyumbatan aliran air di kawasan permukiman padat penduduk," kata Sugeng.
Warga yang bermukim di daerah dengan kontur tanah labil juga diminta meningkatkan kewaspadaan dan tidak menjadikan lokasi rawan longsor sebagai tempat tinggal.
Pihaknya turut mengingatkan potensi cuaca ekstrem yang kerap terjadi secara tiba-tiba pada masa peralihan musim.
Selain banjir, ancaman angin puting beliung serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga perlu diwaspadai seiring perubahan pola cuaca yang dinamis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Mitigasi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Akhir Tahun di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi
-
CPO Melemah, Harga Sawit di Kaltim Anjlok
-
Pemprov Kaltim Janji Perjuangkan Tenaga Honorer Lama Menjadi PPPK
-
Sikap Berseberangan: DPRD vs PUPR Soal Sengketa Tanah Jalan di Bontang Lestari