Khusus untuk pemadam kebakaran hutan memang tidak perlu memakai masker atau pun membawa tabung oksigen, mengingat mereka berada di lokasi yang terbuka dan harus mendaki gunung hingga delapan kilometer jaraknya.
Masker dan tabung oksigen hanya dipakai oleh pemadam kebakaran gedung, mengingat lokasinya yang lebih tertutup.
“Jadi kita pakai backpack, isinya (perlengkapan) kita. Kebanyakan berat dari (perlengkapan) kita itu, air kita sendiri. Air untuk minum. Karena (selama) 18 jam, harus bawa minum kan,” katanya.
“Kita ada yang bawa kampak, ada yang bawa (gergaji). Kalau saya kebetulan pakai kampak yang panjang. Minimum, semua dari kita berat tasnya paling tidak 50-60 pound (22-27 kilogram.red),” tambahnya.
Baca Juga:Langit di California Berwarna Oranye
Protokol Kesehatan Saat Tugas
Ketika Pandemi Covid-19 melanda dunia, protokol kesehatan pun menjadi sangat penting untuk diterapkan. Hal itu pula yang wajib diterapkan saat memadamkan api dan menyelamatkan nyawa di tengah pandemi, Ano tetap harus mengikuti protokol kesehatan.
Meskipun tidak perlu memakai masker di atas gunung saat bekerja, ketika berada di perkemahan, ia harus tetap pakai masker dan menjaga jarak satu sama lain, mengingat banyaknya jumlah pemadam kebakaran di tempat itu yang datang dari berbagai negara bagian. Tempat cuci tangan khusus pun didirikan di area perkemahan.
“Kalau sudah di tempat kebakaran, semua kru punya kerjaan sendiri-sendiri,” katanya.
“Jadi kalau kita (bersama kru kita, masker masih pakai), tapi enggak sangat ketat dibandingkan kalau kita bertemu dengan kru lain. Kita kan tidurnya bareng, kita naik truknya truk yang sama,” tambahnya.
Baca Juga:Mengerikan, Penampakan Langit Merah di California Dampak Kebakaran Hutan
Tidur Dikelilingi Asap
Masih terngiang dalam ingatannya saat penugasannya yang ke-3, dimana kru-nya yang terdiri dari 20 orang, dipanggil untuk menangani kebakaran hutan tak jauh dari kota Azusa di California.
![Para pemadam kebakaran beristirahat di tanah gunung yang curam. [Dok: Yulfiano]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/28/60383-para-pemadam-kebakaran-beristirahat-di-tanah-gunung-yang-curam.jpg)
Pada waktu itu mereka menjadi salah satu kru darurat pertama yang hanya segelintir jumlahnya, yang hadir di lokasi kebakaran, mengingat pemadam kebakaran lain sudah terlanjur dikirim untuk menangani kebakaran di kota San Francisco.
“Hari pertama kita sampai sana, kita langsung kerja 36 jam,” jelasnya.
Kebakaran hutan yang dahsyat memaksa Ano dan kru-nya untuk tinggal di gunung, dan tidak kembali ke tempat perkemahan dan peristirahatan (Incident Command Post), yang lokasinya sekitar 10 kilometer dari tempat kebakaran.
Hawa panas dari kobaran api, ditambah lagi dengan suhu udara yang panas pun dirasakannya.