SuaraKaltim.id - Kembalinya Habib Rizieq Shihab ke Indonesia pada Selasa (10/11/2020) menjadi momen penting bagi pengikutnya. Rizieq sendiri selama ini kerap dikaitkan sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
Pun kemudian sebutan 'habib' sebagai gelar kehormatan yang ditujukan kepada para keturunan nabi yang tinggal di daerah Lembah Hadhramaut, Yaman melekat kepadanya.
Meski begitu, Budayawan Islam Emha Ainun Nadjib sempat menyinggung mengenai silsilah keluarga Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut di salah satu ceramahnya.
Cak Nun mengatakan, ketimbang memanggil ‘habib’, bakal lebih tepat seandainya Rizieq Shihab disapa dengan sebutan ‘syarif’.
Baca Juga:Cak Nun Bilang Rizieq Shihab Tidak Cocok Dipanggil Habib, Ini Penjelasannya
Dia pun kemudian menjelaskannya, seperti dikutip Hops.id-jaringan Suara.com dari saluran Youtube Qahar Quotes, pada Kamis (12/11/2020). Awalnya, dia membandingkan mengenai organisasi Islam.
Dalam organisasi Islam, menurutnya, harus ada pemimpin atau sosok yang dihormati seluruh jamaah. Jika di Nahdlatul Ulama (NU) ada Dewan Mustasyar, maka di FPI ada Imam Besar, yakni Rizieq Shihab.
“Karena setiap keluarga (kelompok) itu harus ada mbahnya (orang yang dihormati),” ujarnya.
Sementara terkait Habib Rizieq Shihab, dia menilai ada sejumlah kekeliruan terkait pemaknaan kata ‘habib’ di Indonesia.
Sebab, sebagian masyarakat kita menilai, mereka yang dipanggil habib, sejatinya merupakan dzurriyah atau zuriat Nabi Muhammad. Padahal, kata dia, belum tentu.
Baca Juga:Anggota TNI yang Nyanyi Sambut Habib Rizieq Jalani Penyidikan
“Jadi, (tokoh) yang memimpin aksi 212 dan 411, Rizieq Shihab itu bukan habib, tapi (seharusnya dipanggil) Syarif Rizieq. Lho, pasti kalian semua bingung, kan?” tutur Cak Nun di hadapan para pendengarnya.
Dia melanjutkan dengan menjelaskan panggilan Syarif dengan Sayyid yang selama ini juga kerap muncul.
“Syarif itu turunannya Sayyidina Husein. Kalau turunannya Sayyidina Hasan bin Ali itu sayyid. Pokoknya, kalau bisa yang kayak begitu kita cari tahu. Saya kalau manggil Rizieq Shihab itu ‘rif, syarif…’, gitu. Karena dia memang syarif. Kalau habib itu enggak ada hubungannya dengan zuriat atau darah Nabi Muhammad,” sambungnya.
Pun dia mengemukakan, pemaknaan ‘habib’ di Indonesia dengan negara-negara di Timur Tengah cenderung berbeda.
Bahkan di Timur Tengah, status ‘habib’ bisa disematkan ke orang-orang yang melakukan perjalanan jauh ke Mekkah atau Madinah untuk menyampaikan rasa cinta ke nabi.
“Kalau habib dari Arab itu orang-orang Yaman dan negara-negara pinggiran yang datang ke Mekah dan Madinah untuk mencari Rasulullah, karena mereka sangat kagum dan mencintai Rasulullah. Makanya, mereka disebut ‘habib’ karena mereka cinta kepada Rasulullah,” ucapnya.
Untuk diketahui, Habib Rizieq lahir di Jakarta, 24 Agustus 1965. Ia merupakan anak kelima dari pasangan Habib Hussein bin Muhammad Shihab dan Syarifah Sidah Alatas. Kedua orang tuanya merupakan orang Betawi keturunan Hadhrami.
Ayahnya meninggal di saat Rizieq baru menginjak usia 11 bulan. Sejak itu, Ia pun diasuh oleh sang ibu yang berperan sebagai orangtua tunggal.
Gelar Habib yang disematkan kepada Rizieq adalah Habib atau Sayyid dengan klan Shihab (merujuk pada Shihabuddin Aal bin Syech) yang silsilahnya dapat ditelusuri sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib melalui Imam Ahmad al-Muhajir.
Pada 11 September 1987, Rizieq Shihab menikah dengan Syarifah Fadhlun bin Yahya yang merupakan keluarga Sayyid dari klan Aal bin Yahya.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai seorang putra dan enam putri yang diberi nama Rufaidah Shihab, Humaira Shihab, Zulfa Shihab, Najwa binti Rizieq Shihab, Mumtaz Shihab, Fairuz Shihab, dan Zahra Shihab.