“Maka datang ke TPS bukan hanya sekadar TPS-nya ada, APD-nya ada terus datang, kan nggak. Harus diyakinkan, nah itu wilayahnya calon,”
Tak hanya paslon, pemkot juga memiliki peran yang penting untuk meningkatkan pemilih melalui pendidikan politik dan berdemokrasi.
“Kemudian ada wilayah pemerintah, pemerintah itu pendidikan pemilih. Bagaimana orang mempersepsikan kepada demokrasi, mempersepsikan terhadap politik. Ini harus melalui pendidikan pemilih, ini prosesnya panjang,” katanya.
Namun lebih lanjut, Thoha justru menilai partisipasi pemilih justru lebih baik dalam tiga periode terakhir Pilkada Balikpapan.
Baca Juga:Duh! 30 Persen Pemilih Pilkada Pemalang Golput
Lantaran pada pilkada tahun ini, tingkat partisipasi lebih dari 60 persen, sedangkan pada periode sebelumnya 59 persen dan 2011 justru 56 persen.
“Kemarin itu penghitungan sementara 60,1 persen. Itu saya pikir tidak terlalu rendah, dalam sejarahnya Pilkada Balikpapan itu tahun 2011 itu 56 persen partisipasi. Pada 2015 itu 59 persen sekarang 60 persen, bayangkan di masa pandemi Covid-19 dengan calon tunggal, itu saya berpikir malah bisa anjlok. Dalam kondisi itu termasuk tinggilah hitungannya.”