2 Teroris yang Ditembak Mati Dikenal Baik dan Selalu Senyum

Rumah terduga teroris sering dijadikan tempat pengajian

Muhammad Yunus
Rabu, 06 Januari 2021 | 12:59 WIB
2 Teroris yang Ditembak Mati Dikenal Baik dan Selalu Senyum
Rumah terduga teroris di Kota Makassar diberi garis polisi dan dijaga ketat, Rabu 6 Januari 2021 / [Foto SuaraSulsel.id : Istimewa]

SuaraKaltim.id - Dua orang terduga teroris meninggal dunia saat mau ditangkap. Polisi menyebut korban melakukan perlawanan. Dua korban adalah Rizaldi dan Ajiz yang diketahui menantu Rizaldi.

Terduga teroris yang ditembak mati di Kota Makassar tinggal di Villa Mutiara Biru, Jalan Boulevard, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Rumahnya juga dijadikan tempat menjual barang campuran. Sering juga dijadikan tempat pengajian.

"Jemaahnya dari luar kompleks," kata warga yang tidak mau disebut namanya kepada SuaraSulsel.id, Rabu 6 Januari 2021.

Baca Juga:Terduga Teroris di Makassar Adalah Mertua dan Menantu, Ditembak Mati

Oleh warga, korban yang meninggal dikenal baik. Setiap bertemu warga selalu senyum.

Lokasi sementara diamankan polisi bersenjata. Warga di sekitar lokasi dilarang mendekat.

Sebelumnya, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri mengepung sebuah rumah di Kota Makassar. Diduga dihuni oleh pelaku terorisme.

Informasi yang beredar, saat terjadi pengepungan, terduga teroris sempat melakukan perlawanan. Sehingga polisi mengeluarkan tembakan.

"Dor.. dor..," kata warga di sekitar lokasi.

Baca Juga:Dor..! Melawan Saat Ditangkap, 2 Terduga Teroris di Makassar Ditembak Mati

Penangkapan terduga teroris di Kota Makassar berakhir tragis. Dua orang terduga teroris meninggal ditembak. Kedua pelaku adalah mertua dan menantu.

Rabu 6 Januari 2021 sekitar pukul 06.00 Wita, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri melaksanakan penyergapan terduga teroris kelompok Anshor Daulah Islamiyah (ADI).

Jenazah kedua tersangka sudah dibawa dengan mobil ambulans ke Rumah Sakit Bhayangkara Mappaodang, Makassar.

Terduga teroris yang ditembak mati disebut terkait jaringan pelaku pemboman gereja di Filipina. Peristiwa terjadi tahun 2019 yang menewaskan 22 orang.

Saat itu polisi Filipina menyebut pelaku bom bunuh diri pasangan suami istri berasal dari Sulawesi Selatan, Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak