Dampak Refocusing Anggaran Penanganan Covid-19, Pembangunan SD di Balikpapan Barat Ditunda

Alokasi APBD Kota Balikpapan 2021 yang direncanakan untuk pembangunan sekolah dasar (SD) di pemukiman atas air kawasan Balikpapan Barat dipastikan dialihkan.

Chandra Iswinarno
Kamis, 17 Juni 2021 | 08:00 WIB
Dampak Refocusing Anggaran Penanganan Covid-19, Pembangunan SD di Balikpapan Barat Ditunda
Kantor Wali Kota Balikpapan. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Alokasi APBD Kota Balikpapan 2021 yang direncanakan untuk pembangunan sekolah dasar (SD) di pemukiman atas air kawasan Balikpapan Barat dipastikan dialihkan.

Kepastian pengalihan anggaran tersebut disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan Alwi Al Qadri.

Dalam penjelasannya, dia mengatakan, sebenarnya telah dianggarkan sekitar Rp 50 miliar, namun terkena refocusing atau pergeseran anggaran untuk penanganan Covid-19.

“Memang sempat tadi kita menganggarkan untuk sekolah SD dan SMP di Baru tengah di Kampung Atas air kurang lebih kalau tidak salah itu hampir Rp 50 miliar. Karena adanya defisit anggaran dan refocusing yang setidaknya kamarin sudah disampaikan kepada Ketua DPRD tidak jadi,” ujarnya seperti dilansir Inibalikpapan.com-jaringan Suara.com pada Rabu (16/06/2021).

Meski begitu, dia berharap, pada tahun anggaran 2022 kembali dialokasikan untuk pembangunan SD dan SMP, karena hal itu merupakan salah satu kebutuhan mendesak.

Baca Juga:Belasan Pegawai Dinas Sosial Pemkab Jombang Terpapar Covid-19

“Kita berharap di tahun 2022 kita coba anggarkan lagi. Nanti sesuai prioritas sesuai kebutuhan dan anggaran juga,” ujarnya.

Dia juga mengemukakan, nantinya setiap kecamatan juga dibangun kembali SD dan SMP, karena setiap tahun khususnya yang akan mendaftar ke SMP tidak ideal dengan jumlah SMP hanya 23 sekolah.

“Yang jelas sekolah ini harus kita perhatikan dan ini masalah yang sangat rumit karena setiap tahun kita dipusingkan anak-anak yang mau masuk sekolah negeri,” ujarnya

Dicontohkannya MTS setiap tahun ada sekira 1.000-an pendaftar. Namun yang bisa diterima hanya paling banyak tiga ratusan siswa.

“Hanya sekitar 30 persen yang diterima, sisanya mau kemana,” ujarnya.

Diakuinya sebenarnya ada sekolah swasta yang kulitasnya juga tak kalah bagus. Namun, orang tua keberatan dengan biaya yang akan dikeluarkan, karena cukup besar dibandingkan dengan sekolah negeri.

Baca Juga:Ada Tujuh Kasus Baru Covid-19 di Kabupaten Pamekasan, Begini Rinciannya

“Ya swasta ini memang bukan semata-mata karena tidak baik, hanya saja ada pembayaran yang lebih besar dibanding negeri. Swasta ini sebenarnya bagus kok mutunya gak kalah sama yang negeri. Hanya saja yang paling pikirkan itu pembayaran yang memang lebih besar dari negeri.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini