Kasus Terus Meroket, Satgas Covid-19 Sedang Pertimbangkan Meniadakan Libur Panjang

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia kian tak terkendali. Bahkan lonjakan demi lonjakan terus terjadi usai libur lebaran tahun ini.

Chandra Iswinarno | Stephanus Aranditio
Jum'at, 18 Juni 2021 | 06:00 WIB
Kasus Terus Meroket, Satgas Covid-19 Sedang Pertimbangkan Meniadakan Libur Panjang
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)

SuaraKaltim.id - Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia kian tak terkendali. Bahkan lonjakan demi lonjakan terus terjadi usai libur lebaran tahun ini. Lantaran itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mulai pertimbangkan untuk meniadakan libur panjang.

Pertimbangan tersebut saat ini sedang dipikirkan masak-masak, lantaran Indonesia kerap mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan usai liburan.

"Jadi kami memang sedang mempertimbangkan agar sebaiknya kita tidak ada lagi libur panjang. Karena begitu ada libur panjang, selalu diikuti oleh kenaikan kasus Covid-19," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny B Harmadi dalam diskusi KPCPEN-FMB9 pada Kamis (17/6/2021).

Tak hanya itu, dia juga meminta masyarakat kembali berdisiplin mematuhi protokol kesehatan. Dia mengingatkan, warga jangan abai, sebab Pandemi Covid-19 belum terkendali.

Baca Juga:Lonjakan Kasus Terulang, Satgas Covid-19 Pertimbangkan Menghapus Libur Panjang

Dikemukakannya, lonjakan kasus yang terjadi saat ini, karena faktor perilaku masyarakat yang abai prokes selama libur Hari Raya Idul Fitri kemarin.

"Ketika mobilitas naik, kepatuhan protokol kesehatannya turun. Inilah pemicu utama meningkatnya kasus. Kita sebenarnya pernah berhasil menurunkan kasus pada Februari 2021, dari 176.500 lebih menjadi 87,662 kasus aktif karena kepatuhan protokol kesehatan naik dan mobilitas penduduk turun," ucapnya.

Namun, dia memastikan hingga saat ini belum ada keputusan resmi pemerintah yang mewacanakan meniadakan libur panjang.

Hingga saat ini, pemerintah masih mengandalkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro sebagai 'jurus' tangani pandemi yang kian melonjak.

Sementara itu, influencer kesehatan, Tirta Mandira Hudhi, yang dikenal dengan Dokter Tirta, menyarankan pemerintah untuk mempersiapkan fasilitas kesehatan di tingkat pertama.

Baca Juga:Klaster Covid-19 Hajatan di Madiun, Menko PMK: Harus Jadi Perhatian Khusus

"Jadi edukasi bukan dari dokter lagi tapi dari kader-kader kesehatan di posyandu-posyandu. Kader-kader ini harus kita tingkatkan untuk mengedukasi kesadaran masyarakat mengenai penyakit menular seperti Covid-19 ini,” ucap Tirta.

Dia juga mendesak pemerintah untuk mempercepat proses komunikasi, khususnya klarifikasi melawan hoaks agar masyarakat tercerahkan.

“Kebanyakan yang mengklarifikasi biasanya teman teman tenaga kesehatan juga. Saat ini sedang kita usulkan agar hoaks-hoaks ini bisa diklarifikasi dengan segera,” ungkapnya.

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah menginfeksi 1.937.652 orang Indonesia, kini masih terdapat 120.306 kasus aktif, 1.763.870 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 53.476 jiwa meninggal dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini