Protes PPKM Darurat, Pemilik Kafe Ini Naikan Harga Tiga Kali Lipat Khusus Aparat dan ASN

Pemilik kafe Atitud Coffee di Kota Malang Jawa Timur melakukan aksi protes penerapan PPKM Darurat dengan menaikan harga kopinya 3 kali lipat khusus untuk aparat dan ASN.

Chandra Iswinarno
Sabtu, 17 Juli 2021 | 20:57 WIB
Protes PPKM Darurat, Pemilik Kafe Ini Naikan Harga Tiga Kali Lipat Khusus Aparat dan ASN
Papan promo khusus bagi aparat dan pemerintah untuk bayar tiga kali lipat dari harga normal di Atitud Coffee, Kota Malang, Jatim. [Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia]

SuaraKaltim.id - Kekesalan Cahya Sinda nampaknya sudah tak tertahan lagi. Pemilik kafe Atitud Coffee di Kota Malang Jawa Timur melakukan aksi protes terhadap penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang berlaku mulai 3 Juli hingga 20 Juli 2021.

Aksi protesnya pun cukup unik, dia memberikan harga spesial bagi aparat dan pejabat yang ngopi di tempatnya, tiga kali lipat dari harga standarnya.

Dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa lagi lantaran baru membuka kafe tersebut pada 28 Juni 2021 lalu.

Namun tak lama berselang, bisnisnya terpaksa dibatasi dengan kebijakan pelaksanaan PPKM Darurat.

Baca Juga:Promo Satire, Kedai Kopi di Malang ini Patok Harga Tiga Kali Lipat untuk Aparat dan PNS

Diakuinya promo saat buka kafe yang umumnya dilakukan, saat ini akan cukup sulit karena budget yang terbatas.

"Kita nggak ada budget buat itu (promo). Sudah habis. Akhirnya mikir-mikir ya promo nggak harus potong harga. Kita naikkan. Kan banyak ekonominya susah dan ngomongin bansos segala macem. Aku mikir promo harga tiga kali dari normal buat aparat dan pegawai pemerintah," ujarnya seperti dilansir Timesindonesia.co.id-jaringan Suara.com.

Diungkapkannya, promo menaikan harga tiga kali lipat tersebut sebagai bentuk protes terkait peraturan PPKM Darurat.

Dia membandingkannya dengan para aparat dan pegawai pemerintah yang ekonominya cenderung baik-baik saja dan stabil dalam kondisi apapun.

Kondisi tersebut, menurutnya, sangat timpang dengan dengan pelaku usaha kecil seperti dirinya.

Baca Juga:Viral Kafe Disegel Pemiliknya Sendiri di Tengah PPKM Darurat, Sindir Aparat?

Apalagi, kafe tersebut juga baru saja buka dan langsung diwajibkan take away.

"Orang tua saya sendiri juga PNS. Terus kakak itu Nakes (tenaga kesehatan). Mereka punya penghasilan tetap. Ekonomi mereka stabil. Sementara kalau aku bagaimana? Jadinya sekalian itu minta bansos UMKM itu diubah diksinya jadi ngasih promo tiga kali harga normal," ungkapnya.

Kekecewaan Cahya terkait PPKM karena merasa ada ketidakadilan karena harus tutup jam 20.00 WIB dan dilarang dine in.

Menurutnya, penerapan pembatasan aktivitas warga saat ini hanyalah permainan diksi saja. Seperti halnya lockdown, PSBB dan akhirnya berubah menjadi PPKM Darurat.

"Tanggal 12 lalu kita juga kena gerebek. Itu teguran aja. Susahnya minta ampun. Orang sepi nggak ada pengunjung juga. Dapat tiga hari buka PPKM. Semua rencana awal modal berantakan," keluhnya.

"Setiap hari per cup itu cuma bisa dihitung jari. Ini kita mau disuruh full take away. Kita mau nyiapain take away gimana, belum ada yang tahu kafe kita. Paling cuma teman-teman yang punya ruko saja," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini