SuaraKaltim.id - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai harga rapid tes antigen Covid-19 juga bisa diturunkan hingga Rp 60 ribu.
Dicky mengatakan harga satu tes antigen berkisar antara 4-5 dolar, sehingga harusnya bisa turun hingga Rp 60-90 ribu.
"Rapid tes antigen itu juga harusnya turun Rp 60-90 ribu, karena sudah ada yang 5 dolar juga kan dengan akurasi yang tinggi," kata Dicky disadur dari Suara.com, Senin (16/8/2021).
Dicky juga menegaskan tes berbayar itu seharusnya hanya dikenakan kepada orang dengan kepentingan pribadi seperti pelaku perjalanan, untuk kepentingan tracing kontak erat tetap harus gratis dari pemerintah.
Baca Juga:Update Covid-19 Global: Filipina Laporkan Kasus Pertama Virus Corona Varian Lambda
"Kalau mau serius mengendalikan pandemi ini ya strategi testing untuk intervensi public healthnya ini harus gratis, nol rupiah, artinya subsidi pemerintah baik rapid tes antigen dan PCR, negara yang berhasil mengendalikan pandemi ini umumnya seperti itu, Vietnam dan Thailand misalnya," ungkap Dicky.
Diketahui, Presiden Jokowi meminta agar harga maksimal tes swab PCR (polymerase chain reaction) sebagai standar tertinggi tes Covid-19 turun ke Rp 450 ribu dan maksimal Rp 550 ribu.
Selain itu Jokowi juga meminta hasil tes PCR dapat diketahui maksimal 1x24 jam.
Namun, Jokowi belum mengungkapkan harga rapid tes antigen Covid-19 yang banyak digunakan untuk syarat pelaku perjalanan dan deteksi awal pasien Covid-19.
Baca Juga:Bima Arya: Kota Bogor Keluar Dari Zona Merah Covid-19