SuaraKaltim.id - Kelompok taliban berhasil menguasai Afghanistan. Hal itu membuat penduduk di negara itu langsung melarikan diri, termasuk para warga negara Asing, termasuk Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan bahwa Warga Negara Indonesia (WNI) telah dievakuasi dari Kabul, Afghanistan.
Menyadur dari BBC Indonesia, Menlu Marsudi menyebut WNI akan tiba di Indonesia dalam penerbangan dari Afghanistan melalui Pakistan.
"Alhamdullilah, Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi WNI dari Kabul, Afghanistan dengan pesawat TNI AU. Pesawat saat ini sudah berada di Islamabad untuk melanjutkan penerbangan ke Indonesia." ungkap Menlu Retno Marsudi dalam akunnya di Twitter Jumat siang (20/08).
Baca Juga:Eks Bintang Porno Mia Khalifa Bongkar CIA Biayai Taliban Kuasai Afghanistan
Menlu melanjutkan bahwa tim evakuasi membawa 26 WNI, termasuk staff KBRI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan (suami dari WNI dan staff lokal KBRI).
Sebelumnya seorang WNI yang berada di Kabul bercerita tentang apa yang ia saksikan saat Taliban menguasai ibu kota Afghanistan, kondisi yang ia sebut "terjadi kepanikan dan ketakutan".
Terkait pemerintahan Afghanistan setelah dikuasai Taliban, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan 'prosesnya masih sangat cair' dan masih akan menunggu perkembangan selanjutnya.
Peneliti Politik Timur Tengah dari LIPI, Nostalgiawan Wahyudhi menilai langkah itu sudah tepat dengan tak gegabah mengakui maupun sebaliknya, menolak pemerintahan baru bentukan Taliban.
Kesaksian seorang WNI yang tak ingin namanya disebut demi alasan keamanan menggambarkan suasana di Ibukota Afghanistan, Kabul pada Minggu (15/08) sebagai sebuah situasi 'belingsatan'. Manusia berhamburan di jalanan, pengendara mobil sudah tak lagi mengikuti aturan.
Baca Juga:Cegah Diburu Taliban, Facebook dan Twitter Amankan Akun Warga Afganistan
Ia ingat betul, maklumat siaga 1 yang dikeluarkan pihak keamanan terbit sebelum jam makan siang, sekitar pukul 10 pagi. Dalam beberapa menit, Kota Kabul penuh kendaraan hingga tak bisa bergerak.
"Kami mau langsung balik [pulang] itu, di jalan-jalan sudah belingsatan semuanya, mobil sudah ngebut sekencang-kencangnya nggak ngikutinarus jalan," cerita dia kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan, melalui sambungan telepon.
"Orang di jalan dengan berbagai macam buntelan yang mereka bawa," sambung dia.
Sebelum hari penguasaan oleh Taliban tersebut tiba, ia menuturkan kekacauan terendus beberapa hari sebelumnya. Antrean warga mengular di sejumlah mesin ATM, juga di bank-bank. Warga beramai-ramai menarik uang dari rekening masing-masing.
"Beberapa tempat penjualan bahan pokok atau sembako banyak yang tutup, harga juga naik," kata dia menceritakan kondisi di Kabul.
"Saya 15 [Agustus] pagi masih berangkat bekerja dan melihat situasi di jalan yang luar biasa dari apa-apa yang saya pernah lihat di tahun-tahun sebelumnya, atau selama Juli," ungkap dia lagi.