SuaraKaltim.id - Dampak pandemi Covid-19 memang sangat terasa bagi dunia penerbangan. Seperti yang dirasakan Garuda Indonesia. Raksasa penerbangan Bumi Pertiwi ini statusnya sudah memprihatinkan.
Maskapai dengan logo burung biru itu dinyatakan hampir pailit, hingga membuat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyiapkan PT Pelita Air Service (PAS) sebagai maskapai yang melayani penerbangan berjadwal. Persiapan yang dibutuhkan untuk hal tersebut setidaknya 3 bulan.
Persiapan ini membutuhkan waktu setidaknya 3 bulan. Saat ini Pelita tengah memproses izin sertifikat operator udara (Air Operator Certficate/AOC) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo. Ia mengatakan, nantinya Pelita tak hanya melayani penerbangan sewa atau charger saja. Tetapi juga menjadi maskapai berjadwal.
Baca Juga:Restrukturisasi Sulit Akibat Utang Terlalu Besar, Garuda Indonesia Bakal Pailit?
Ia menjelaskan, manajemen saat ini fokus mempersiapkan jenis pesawat dan seluruh operasi pendukungnya.
“Paling tidak target kami untuk Pelita [Persiapan] butuh 3 bulan,” ujarnya, disadur dari Suara.com, Jumat (22/10/2021).
Ditemui terpisah, Direktur Utama PAS Albert Burhan belum bersedia memberi keterangan lebih jauh terkait rencana Pelita Air.
“Mengenai persiapan Pelita, kami akan informasikan nanti ya,” katanya, dikutip dari Solopos.com --jaringan Suara.com.
Rencana Pelita Air yang akan mengoperasikan layanan berjadwal turut dikomentari Komisaris Pelita Air Michael Umbas.
Baca Juga:Kementerian BUMN Bantah Tudingan Hutang Tersembunyi dalam Proyek Kereta Cepat
Selain itu, dijelaskan oleh Michael Umbas, rencana Pelita Air masuk dalam lini penerbangan terjadwal akan tetap dilakukan meski tanpa terpengaruh kondisi Garuda Indonesia.
“Apakah ada masalah kondisi garuda maupun tidak, Pelita Air sudah melihat peluang bermain di penerbangan berjadwal meskipun akan melakukan kajian bisnis secara cermat terlebih dahulu,” katanya.
Untuk informasi, Pelita Air selama ini adalah maskapai charter dengan pengalaman di sektor minyak dan gas serta government special mission sehingga tidak punya banyak penerbangan terjadwal.
Bahkan, Michael mengklaim, Pelita Air dengan kondisi yang cukup baik sehingga bisa bertahan selama hampir 58 tahun hingga menjadi maskapai nasional tertua setelah Garuda Indonesia.