Susah Senang Rintis Bisnis Tahu Tempe, Sempat Numpang Tidur di Pabrik, Kini Mudawam Beromzet Ratusan Juta

"Saya dulu numpang tidur saja, sambilan bantuin kerja di kasih makan."

Denada S Putri
Minggu, 16 Januari 2022 | 14:27 WIB
Susah Senang Rintis Bisnis Tahu Tempe, Sempat Numpang Tidur di Pabrik, Kini Mudawam Beromzet Ratusan Juta
Mudawam tengah memberi ragi ke kedelai untuk diolah menjadi tempe. [KlikKaltim.com]

SuaraKaltim.id - Tahu dan tempe merupakan makanan merakyat, selain untuk makanan pokok juga bisa difungsikan sebagai cemilan ringan untuk sehari-hari. Dua komoditas itu juga memiliki kandungan protein bagi kesehatan tubuh. Di situlah Mudawam (55) mengemban usaha sebagai pengusaha pengelola tahu dan tempe.

Sebelum berhasil menjalankan usahanya, Mudawam banyak melalui proses hambatan sejak tahun 1990-an. Ia menceritakan, mulanya ia bekerja sebagai karyawan di perusahaan. Dua tahun bekerja, ia mengundurkan diri dari pekerjaan dan ingin mencoba memulai usaha. Kebetulan, ia ikut bekerja di pabrik tahu.

"Saya dulu numpang tidur saja, sambilan bantuin kerja di kasih makan," ungkapnya kepada KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Minggu (16/1/2022).

Ikut bekerja dengan orang, yang ia ikuti tak melanjutkan usaha karena pulang kampung. Inisiatif, ia pun memberanikan diri untuk melanjutkan usaha tersebut.

Baca Juga:Veni Nardianto, Anak Penjual Tahu Masuk Akpol Tanpa Biaya Sepersepun

Pada saat itu dirinya berusia 18 tahun. Mudawam remaja meneruskan usaha orang lain di 1990. Hanya modal nekat dan tekat, dirinya berusaha sendiri untuk berjuang.

Ia memulai usaha, menggunakan modal gaji bekerjanya selama dua tahun di perusahaan sebesar Rp 1,8 juta. Karena modal minim ia meminjam bahan baku, setelah hasilnya dijual, barulah ia membayar hutan dari bahan baku tersebut. 

Perlahan menjalankan usaha, dimulai ddari rumah pabrik tahu dari bahan material kayu sederhana beratapkan daun nipah. 10 tahun menjalankan usaha baru ia mampu merehab pabrik tahu.

"Saya di pabrik tahu lama lebih 15 tahun," katanya.

Karena tanah di atas pabrik tahu tempe merupakan tanah sewaan, ia pun mencoba membangun pabrik tahu di atas tanah sendiri untuk mengembangkan usaha pabrik. Sembari membangun pabrik di atas lahan sendiri yang beralamat Jalan Ahmad Yani, Gang Rawa Indah, Kelurahan Api-api. Ia tetap menjalankan usahanya di tempat lama. 

Baca Juga:Pengusaha Papan Surfing di Canggu Bali Kini Mengaku Pendapatannya Menurun

Di 2011, bapak empat anak ini baru pindah mendirikan usahanya di Gang Rawa Indah tersebut hingga sekarang. Dari awal usaha, ia hanya mampu pekerjakan satu orang karyawan. Perlahan usahanya naik sedikit demi sedikit, ia menambah karyawan sampai saat ini sudah pekerjakan 13 orang. Dawam harus membiayai Rp 30 juta tiap bulan. 

Kini, produk tahu tempe Mudawam mulai banyak dikenal orang, selain ia jual dengan pedagang, ia juga jual eceran ke konsumen-konsumen. Tak hanya di Bontang, ia juga memiliki konsumen tetap di wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Setiap hari, ia pun mampu menjual sekitar 80 kaleng tahu, dengan harga jual tiap kaleng Rp 100 ribu. Artinya setiap hari ia menerima omzet sebanyak Rp 8 juta.

"Kalau untung sekitaran Rp 1,6 juta. Per kaleng Rp 20 ribu kita dapat untung bersihnya," jelasnya.

Usahanya yang berjalan selama 32 tahun, beberapa penghargaan pun sudah diperoleh. Acap kali juga mendapat panggilan untuk jadi pemateri dalam pelatihan. 

"Lebih 10 kali sudah dipanggil sampai ke sekolah sekolah juga," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini