DBD di Samarinda Mengkhawatirkan, Kepala Dinas Kesehatan Ismid Kusasih Sebut ada 75 Warga Kota Tepian Terjangkit

"Sebanyak 75 kasus DBD ini tidak semuanya menjangkit pada anak-anak, ada juga yang dewasa..."

Denada S Putri
Rabu, 26 Januari 2022 | 20:29 WIB
DBD di Samarinda Mengkhawatirkan, Kepala Dinas Kesehatan Ismid Kusasih Sebut ada 75 Warga Kota Tepian Terjangkit
Ilustrasi--Anggota Karang Taruna melakukan pengasapan untuk mencegah penyebaran DBD. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Peringatan terkait antisipasi meluasnya serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Samarinda diberikan. Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Tepian melaporkan, ada 75 warga Samarinda yang terjangkit DBD. Laporan itu di mulai sejak Januari ini, hingga kini.

Menurut Kepala Diskes Samarinda Ismid Kusasih, 75 kasus tersebut tidak semuanya menjangkiti anak-anak. Terdapat orang dewasa yang juga terjangkit dari penyakit gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

"Sebanyak 75 kasus DBD ini tidak semuanya menjangkit pada anak-anak, ada juga yang dewasa, namun memang didominasi oleh anak-anak," katanya melansir dari ANTARA, Rabu (26/1/2022).

Warga diminta mengantisipasi DBD dengan gerakan 3M Plus. Yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas serta menghindari gigitan nyamuk dengan tidur menggunakan kelambu, serta menyalakan atau mengolesi kulit dengan anti nyamuk.

Baca Juga:Awas! Tak Hanya Pandemi, Musim Hujan DBD Juga Harus Diwaspadai

Ia menjelaskan peningkatan kasus DBD dipengaruhi cuaca di Samarinda yang hampir setiap hari mengalami hujan. Peningkatan hujan menimbulkan genangan air pada sejumlah tempat cekung, maupun barang bekas.

"Genangan air menjadi tempat jentik nyamuk berkembang biak," ucapnya singkat.

Untuk itu, katanya, cara efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD dengan membunuh jentik nyamuk, yakni dengan cara 3M tersebut, sehingga jentik tidak sempat tumbuh menjadi nyamuk dewasa.

Untuk membunuh nyamuk dewasa, kata dia, dengan pengasapan di sejumlah lokasi, baik oleh Dinas Kesehatan Samarinda maupun di setiap puskemas, serta kerja sama dengan relawan.

"Kalau ada relawan yang melakukan 'fogging' (pengasapan), pasti koordinasinya dengan kami karena untuk operator, peralatan, dan insektisidanya juga dari kami. Dari sini pun kami mengetahui lokasi mana yang dilakukan 'fogging' bersama relawan, seperti yang dilakukan di Kelurahan Sempaja Timur pada Minggu, tiga hari lalu," tandasnya.

Baca Juga:Kasus Demam Berdarah di Kota Malang Melonjak, Satu Orang Tewas

Sejak Juni 2021, pihaknya selalu mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran DBD, karena kasus DBD di Samarinda mulai menggejala sejak April 2021.

Bahkan, di setiap puskesmas yang tersebar di 10 kecamatan terus diingatkan untuk selalu memberikan pemahaman ke masyarakat tentang serangan DBD.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini