SuaraKaltim.id - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengatakan, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Benua Etam punya andil besar dalam meningkatkan ekspor nonmigas Kaltim secara nasional.
Hal itu ia sampaikan belum lama ini. Ia menuturkan, pertumbuhan nilai ekspor non migas Kaltim mencapai 80,75 persen. Angka itu bahkan tertinggi nomor kedua se-Nasional.
“Meski saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19,” katanya, melansir dari ANTARA, Kamis (20/4/2022).
Selama itu, mantan Karo Humas Kaltim ini menuturkan, ekspor Kaltim yang memberikan nilai penting bagi perekonomian nasional yakni sarang burung walet, udang, kayu olahan, pakan hewan, karet, palm kernel, palm acid oil, rumput laut, CPO, cangkang sawit, fatty palm oil, lada, lidi nipah, minyak jelantah, pupuk, batu bara dan migas.
Baca Juga:Pemkab Bantul Siapkan Ratusan Miliar Untuk Belanja UMKM: Kualitas Harus Ditingkatkan
“Hebatnya, lidi nipah Kaltim yang menjadi produk UMKM kini sudah mulai diekspor hingga ke Timur Tengah dan permintaan terus meningkat,” bebernya.
Ia melanjutkan, produk ekspor lainnya yang menjadi komoditas unik sebagai ciri khas Kaltim di antaranya bawang tiway, ulap doyo dan sulam tumpar. Ia menambahkan, pihaknya akan merancang sejumlah program bertujuan menguatkan sektor UMKM dengan target pada tahun 2023 minimal 100 UMKM yang produknya sudah ekspor.
Selain itu, katanya, menguatkan kerja sama antar daerah seperti dengan Bali, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Selatan juga mendorong pertumbuhan UMKM di daerah.
“Dengan Sulteng transaksi kerja sama perdagangan mencapai Rp2,8 miliar, sedangkan terbesar dengan Bali Rp23,05 miliar setelah itu Kalsel Rp13,7 miliar,” tandasnya.
Baca Juga:Golden Nest Corporation Apresiasi Pelayanan BNI New York