Pendirian Pabrik Bahan Peledak di Bontang Diawasi Langsung Kementerian Pertahanan

"Industri ini mendukung pembangunan strategis pertahanan nasional."

Denada S Putri
Minggu, 12 Juni 2022 | 08:30 WIB
Pendirian Pabrik Bahan Peledak di Bontang Diawasi Langsung Kementerian Pertahanan
Rombongan Kodim 0908 Bontang mengunjungi pembangunan PT KAN mendukung industri pertahanan Indonesia. [KlikKaltim.com]

SuaraKaltim.id - Proyek pembangunan pabrik Amonium Nitrat di Kawasan Industri Estate mendapat pengawalan TNI. Proyek joint venture PT Dahana dengan PT Pupuk Kaltim ini, masuk dalam kategori objek vital nasional.

Pendirian pabrik bahan peledak ini diawasi langsung oleh Kementerian Pertahanan RI. Sejauh ini, pengerjaan sudah mencapai 79 persen. Dalam tempo 4 bulan ke depan, pembangunan ditarget sudah harus rampung. 

Dalam lawatan ke lokasi proyek, Dandim 0908 Bontang Letkol Arh Choirul Huda memastikan, pembangunan objek vital strategis industri pertahanan nasional berjalan kondusif. 

"Industri ini mendukung pembangunan strategis pertahanan nasional. Dari pantauan keamanan wilayah harus mengawal dan memastikan pembangunan berjalan dengan sesuai target," katanya, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Minggu (12/6/2022). 

Baca Juga:Kampanye Keselamatan Mercedes-Benz Indonesia, Pastikan Tidak Ada Lagi Modul Airbag Takata

Ia menegaskan, pembangunan pabrik bahan peledak ini harus diawasi penuh. Agar, tak terjadi insiden fatal yang berdampak ke masyarakat. 

Demi tuntutan itu, pengerjaan pabrik ini harus dilakukan hati-hati dan cermat. Namun, manfaat kehadiran pabrik ini juga bisa dirasakan oleh warga Bontang. 

"Butuh keahlian juga dalam memilih tenaga kerja yang harus sesuai kompetensi bidangnya. Jadi calon tenaga kerja lokal harus bisa memperdalam skill yang dibutuhkan, baik masa konstruksi dan masa produksi," terangnya.

Dikonfirmasi terpisah, manajemen PT WIKA yang menjadi kontraktor pembangunan Pabrik Amonium Nitrat mengatakan progres saat ini sedikit terlambat. 

Project Manager PT Wika Hadi Prasetyo mengatakan, untuk proses pembangunan harusnya target sekira 82 persen. Keterlambatan itu diakibatkan pandemi Covid-19 yang melanda dalam kurung waktu 2 tahun kebelakang. 

Baca Juga:Anggaran Pertahanan Capai Rp133,9 Triliun, Prabowo: Jangan Sampai Ada Kebocoran

Saat beroperasi pabrik ini akan memproduksi  Amonium Nitrat sebanyak 75 ribu metrik ton/tahun. Kemudian ada produksi Nitrit Acid 60 ribu metrik ton/tahun. 

"Meski begitu, kita upayakan progres pembangunan dapat selesai pada Oktober 2022 mendatang," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini