Inflasi di Balikpapan 0,73 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Bawang Merah

Dijelaskan, sementara secara tahunan, inflasiIHK Kota Balikpapan, tercatat sebesar 5,73 persen.

Denada S Putri
Selasa, 02 Agustus 2022 | 17:05 WIB
Inflasi di Balikpapan 0,73 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Bawang Merah
Bawang merah. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,73 persen (month-to-month/mtm) pada Juli kemarin. Angka tersebut, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,53 persen (mtm).

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan R. Bambang Setyo Pambudi. Ia menjelaskan, sementara secara tahunan, inflasi  Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan, tercatat sebesar 5,73 persen (Year-on-year/YoY) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 4,94 persen (YoY) dan Kalimantan Timur (Kaltim) 5,05 persen (YoY).

Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut berada di atas rentang target inflasi 2022 di mana sebesar 3,0 persen ± 1. Inflasi  disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,21 persen (mtm).

Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga bawang merah dan cabai rawit. Di mana, akibat faktor cuaca yang tidak menentu di wilayah sentra produksi, sehingga menyebabkan gagal panen dan terganggunya jumlah pasokan.

Baca Juga:Nilai Ekspor Jateng Naik 41 Persen, Ini Komoditasnya

Selain itu, inflasi juga didorong oleh kelompok transportasi dengan andil 0,22 persen (mtm), seiring dengan kebijakan fuel surcharge dan adanya penyesuaian Tarif Batas Atas (TBA) di tengah tingginya permintaan pada masa libur sekolah.

Inflasi juga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya yang didorong oleh naiknya harga pasir dan kayu balokan seiring peningkatan permintaan masyarakat.

Di sisi lain, beberapa komoditas makanan mengalami deflasi antara lain daging ayam ras, kangkung, minyak goreng, kacang panjang, dan sawi hijau di tengah pasokan yang masih memadai.

Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya, kenaikan tarif angkutan udara yang disebabkan kenaikan airport tax per 1 Agustus 2022.

Lalu potensi tingginya curah hujan di wilayah sentra produksi yang merupakan pemasok kebutuhan komoditas hortikultura Kota Balikpapan, serta iii) potensi kelangkaan gas LPG bersubsidi.

Baca Juga:Komoditas Cabai Kembali Sebabkan Inflasi di Sumsel, Disusul Bawang Merah

Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.

“Selain itu himbauan belanja bijak kepada masyarakat senantiasa disampaikan sebagai bagian dari komunikasi yang efektif,” ujarmya melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Selasa (2/8/2022).

Hal itu merupakan perwujudan komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga dan penguatan koordinasi dengan kebijakan Pemerintah Daerah guna menjaga inflasi 2022 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0%±1%.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini