SuaraKaltim.id - Sejak pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jenis solar menjadi Rp 6.800 per liter, kemudian Pertalite Rp 10 ribu per liter, operasional klotok wisata di Banjarmasin semakin tergencet.
Sebanyak 88 orang yang tergabung di dalam otoritas perkumpulan klotok di Siring Menara Pandang, Banjarmasin, mengaku resah dengan hal tersebut. Ibarat kena pukulan dua kali, setelah terimbas kenaikan BBM, juga mereka mengaku sulit mendapatkan pasokan solar.
Pengelola Angkutan Klotok, Syaibani (55) mengatakan, awak klotok mengeluarkan biaya lebih mahal sekitar Rp 1 ribu-2 ribu per liter dari yang ditetapkan.
Padahal, sopir klotok pun bergantung pada harga BBM Solar dan Pertalite. Alhasil, para sopir klotok menaikan tarif angkutan di sebagain tujuan tertentu.
Baca Juga:BLT BBM dan BLT Sembako Pada FGD Pengendalian Inflasi Daerah Purwakarta
“Untuk mengantisipasi hal tersebut terpaksa kita naikkan tarif naik kelotok ke tujuan Pasar Terapung Lok Baintan. Di mana sebelumnya kita patok harga Rp 450 ribu. Sekarang naik Rp 50 ribu,” ujarnya, melansir dari KanalKalimantan.com--Jaringan Suara.com, Rabu (7/9/2022).
Namun, untuk tujuan ke tempat wisata lain seperti Kampung Hijau, Pulau Kembang, dan Pasar Lama, tidak mengalami kenaikan tarif.
Ia mengatakan, para sopir klotok pun turut mengeluhkan sulitnya mencari bahan bakar solar untuk transportasi sungai.
“Tukang klotok sekarang susah cari BBM ini di mana-mana tidak ada. Sampai ke Sungai Lulut, di Jalan Tembus, ke Belitung untuk mencari minyaknya saja,” sambungnya.
Dirinya berharap, pemerintah dapat segera membantu mereka. Untuk mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan BBM.
Baca Juga:Sidak SPBU, Ganjar Pastikan Stok BBM Aman dan Tak Ada Keluhan di Masyarakat
“Kami minta pemerintah dapat mengajukan minyak supaya murah, dan mudah didapatkan. Seperti jalur khusus dengan jumlah anggota 88. Soalnya kita dilarang beli jerigen,” tandasnya.