Cara mendapatkan barang bekas itu tak sembarangan. Biasanya ia cari di pasar. Tapi itupun sangat terbatas. Maka biasanya para pemburu pesan langsung kepada distributor.
Biasanya per karung dihargai sekitar Rp 3 juta. Sekarung itu semua pilihan. Brand terbaik. Seperti Dickies, Uniqlo, Adidas, Nike dan masih banyak lagi.
“Atau kadang mereka distributor buka bal atau karung. Sekali dibuka langsung rebutan. Itu seninya,” tambah Cuves, sapaannya, pemilik Butik Second tersebut.
Sudah sekitar 3 tahun Cuves membuka toko Butik Second yang berada di jalan Pangeran Antasari, Balikpapan Tengah. Atau warga Kota Minyak menyebutnya Gunung Kawi.
Baca Juga:Jika ingin Menjadi Pengusaha Sukses Penuhi 5 Syarat Berikut
“Buka setiap hari dari sore sampai malam. Di Instagram juga lengkap informasinya,” terangnya.
Yah, seperti era millenial saat ini. Semua informasi juga dimuat di media sosial. Setidaknya pembeli tahu apa yang dia beli sebelum pergi ke store.
Update barang baru atau informasi harga terdapat di Instagram. Hampir semua pengusaha thrift punya media sosial kekinian tersebut.
Tak jauh berbeda dengan Cuves, Erwin yang juga penjual barang bekas merasa nyaman. Outdoor bekas yang dia jual juga cukup menarik perhatian. Selain membuka lapak, ia memasarkan melalui media sosial hingga forum jual beli.
“Pembeli itu unik-unik. Kadang barang bagus dibilang mahal. Padahal memang sulit dapatkan. Tapi kalau kebanyakan pembeli itu kolektor juga, berapa aja harganya, dibeli,” katanya.
Baca Juga:Barry Callebaut Berhasil Mencetak Kesuksesan Bisnis Kakao di Indonesia
Kontributor: Arif Fadillah