Menurut wanita yang akrab disapa Dio ini, sekarang program pencegahan penyebaran DBD di semua Puskesmas sudah mulai jalan, karena biaya operasional kesehatan saat ini sudah tersedia
Menurutnya di Balikpapan saat ini secara kumulatif terdapat 610 kasus dan menyebabkan dua kematian. Di mana untuk kasus yang meninggal adalah rentan usia anak sampai remaja.
“Untuk per kecamatan paling banyak di Balikpapan Selatan dan yang terendah ada di Balikpapan Timur,” ujarnya.
Dio mengaku Wali Kota Balikpapan telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan untuk seluruh instansi pemerintah yang meliputi camat, lurah, dunia pendidikan hingga ke tingkat RT pun untuk mengaktifkan kembali kegiatan kerja bakti masal ditambah dengan pemberantasan sarang nyamuk setiap Minggu.
Baca Juga:Kasus DBD di Bantul Capai 802 Orang Hingga September, 3 Diantaranya Meninggal Dunia
Diskes sendiri juga telah menyampaikan kewaspadaan ini kepada seluruh pimpinan rumah sakit, klinik dan Puskesmas untuk melakukan diteksi lebih dini dan sistem rujukan yang lebih baik.
“Termasuk juga kepada PMI, agar mulai menyiapkan stok darah khususnya trombosit. Kita punya relawan donor darah bersatu di Balikpapan yang cukup solid. Dimana itu juga kami harapkan mulai bersiaga memberikan bantuan donor darah khususnya trombosit,” tuturnya.
Dalam upaya menanggulangi peningkatan kasus DBD di Balikpapan, Dinkes juga telah menyiapkan Abate dan fogging. “Akan tetapi untuk fogging adalah alternatif terakhir jika memang di lokasi ditemukan jentik yang meningkat. Jadi tidak semua daerah langsung di fogging,” pungkasnya.