Dia menjelaskan, penyebab meningkatkan kasus DBD di kota Balikpapan dikarenakan sejumlah faktor. Utamanya adalah musim penghujan yang cukup lama hingga adanya perubahan musim.
Menurutnya, perubahan cuaca sangat berpengaruh. Lalu, lamanya musim penghujan yang panjang. Faktor lainnya adalah banyaknya genangan air dan minimnya kebersihan lingkungan.
“Untuk saat ini memang dari laporan yang kami terima memang ada terjadi kenaikan jumlah kasus demam berdarah, hal itu terindikasi dengan jumlah laporan kegiatan fogging yang juga naik,” tuturnya.
Dia menuturkan, sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus DBD, pihaknya sudah bekerjasama dengan RT, Kelurahan hingga pihak Kecamatan. Langkah itu terkait masalah kebersihan lingkungan. Selain itu, dalam upaya pencegahan penyebaran DBD, hal yang utama untuk dilakukan adalah pemberantasan nyamuknya.
Baca Juga:Kasus DBD di Bantul Capai 802 Orang Hingga September, 3 Diantaranya Meninggal Dunia
“Karena kegiatan fogging yang dilakukan hanya mematikan nyamuk yang ada saat itu, sehingga akan tetap berkembang biak. Tapi untuk mematikan perkembangannya dengan melakukan pemusnahan sarang nyamuknya,” terangnya.
Menurut wanita yang akrab disapa Dio ini, sekarang program pencegahan penyebaran DBD di semua Puskesmas sudah mulai jalan, karena biaya operasional kesehatan saat ini sudah tersedia
Menurutnya di Balikpapan saat ini secara kumulatif terdapat 610 kasus dan menyebabkan dua kematian. Di mana untuk kasus yang meninggal adalah rentan usia anak sampai remaja.
“Untuk per kecamatan paling banyak di Balikpapan Selatan dan yang terendah ada di Balikpapan Timur,” ujarnya.
Dio mengaku Wali Kota Balikpapan telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan untuk seluruh instansi pemerintah yang meliputi camat, lurah, dunia pendidikan hingga ke tingkat RT pun untuk mengaktifkan kembali kegiatan kerja bakti masal ditambah dengan pemberantasan sarang nyamuk setiap Minggu.
Baca Juga:Duh! 155 Warga Pekalongan Terpapar DBD, Dua Orang Dinyatakan Meninggal Dunia
Diskes sendiri juga telah menyampaikan kewaspadaan ini kepada seluruh pimpinan rumah sakit, klinik dan Puskesmas untuk melakukan diteksi lebih dini dan sistem rujukan yang lebih baik.