SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Sosial (Dinsos) terus berupaya dalam penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Hal itu disampaikan Kepala Dinsos Balikpapan Sosial Edy Gunawan, belum lama ini.
Ia menjabarkan, di 2023 jumlah penderita ODGJ mengalami peningkatan. Yakni, mencapai 170 orang.
“Dulu tahun 2019 yang saya punya datanya itu masih di bawah 100,” ungkapnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Selasa (31/10/2023).
Adapun faktornya mulai dari pertambahan penduduk. Menurutnya, bisa saja ekspektasi masyarakat yang tak tercapai hingga terjadi permasalahan sosial.
Baca Juga:Jelang Putaran Kedua BRI Liga 1, Persebaya Resmi Pinjamkan Risky Dwiyan ke Klub Liga 2
“Dan penanganan itu selain dari RSJ juga di Rumah Antaran, sementara itu untuk anggaran masuk dalam anggaran rehabilitasi,” sebutnya.
Ia menggambarkan, untuk Rumah Antaran itu jauh lebih 'gereget' dari pada sel tahanan. Mengingat yang dijaga adalah ODGJ.
“(Penanganan ODGJ) ini lebih serem dari (penanganan di) sel, mereka itu kadang bertindak di luar nalar, dan kalau sudah ekstrim kami bawa ke RSJ Samarinda” lugasnya.
penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan salah satu fokus kegiatan dan program dalam instansi yang ia pimpin. Salah satu upaya memulihkan jiwa ODGJ sebelum dikembalikan ke rumah, Dinsos Balikpapan menggelar senam bersama.
“Ini merupakan inovasi kami (Dinsos) sebelum mereka itu kembali ke limgkungan,” katanya.
Baca Juga:Terlilit Hutang, 2 Pemuda Ancam Kasir Toko Modern di Balikpapan
Setelah senam, Dinsos bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan menggelar pemeriksaan kesehatan terhadap ODGJ.
“Kemudian juga dilakukan siraman rohani sebelum kami kembalikan ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.
Adapun ODGJ yang diajak untuk senam yang kondisinya sudah pulih, dari Dinsos menjemput ODGJ dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Samarinda kemudian diinapkan di rumah Antaran Dinsos Balikpapan.
“Mereka itu setelah pulang dari rumah sakit kondisinya agak tenang, karena obatnya teratur,” terangnya.
Kendati demikian yang ia takutkan itu setelah dikembalikan ke keluarga atau ke rumah masing-masing. Oleh sebab itu, ia pun juga mengumpulkan keluarga ODGJ untuk diberi pemaparan terkait penanganannya.
“Seperti obatnya tidak boleh lepas, dan memancing hal-hal yang membuat dia kembali kumat,” pungkasnya.