Terjawab Alasan Mengapa Spanduk AMIN Tak Sebanyak Pajangan Paslon Lain

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Angga Putra Fidrian mengakui bahwa tak banyak APK (Alat Peraga Kampanye) termasuk spanduk

Eliza Gusmeri
Selasa, 19 Desember 2023 | 15:53 WIB
Terjawab Alasan Mengapa Spanduk AMIN Tak Sebanyak Pajangan Paslon Lain
Ilustrasi spanduk Anies Baswedan [suara.com/Welly Hidayat]

SuaraKaltim.id - Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Angga Putra Fidrian mengakui bahwa tak banyak APK (Alat Peraga Kampanye) termasuk spanduk AMIN yang terpajang dibandingkan paslon lain.

Menurutnya alasan tersebut dikarenakan kelompoknya tak punya modal yang besar untuk menunjang kampanye yang dilakukan oleh Anies-Cak Imin jelang Pilpres 2024.

“Soal APK (Alat Peraga Kampanye) memang diakui sedikit bila dibandingkan paslon nomor urut 2 dan nomor urut 3 karena memang kekurangan sumber daya (logistik), kita memang kekurangan sumber daya, sehingga APK yang keluar juga sedikit,”kata juru bicara Timnas AMIN, di Jalan Diponegoro No 10 Menteng, Jakarta Pusat (18/12/2023).

Meskipun kekurangan logistik, kelompok relawan AMIN masih punya strategi dalam berkampanye. Mereka memanfaatkan alat peraga kampanye berupa spanduk yang terbuat dari karung dibuat secara mandiri dan swadana. Langkah ini sangat diapresiasi oleh AMIN.

Baca Juga:Pemasangan Spanduk Caleg di Pohon dan Tiang Listrik Melanggar Aturan

“Teman-teman relawan AMIN sudah mulai bergerak membikin APK sendiri dengan karung dan cat cat secara swadaya tanpa dibikin di pabrik atau percetakan. Yang Insya Allah upaya ini akan berdampak positif bagi publik dalam mengenal capres dan cawapres pasangan AMIN,”tuturnya.

Koordinator Presidium DPP Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) La Ode Basir menyampaikan bahwa yang terpenting adalah penyampaian gagasannya meskipun spanduknya sederhana.

“Semangatnya adalah bagaimana kami sebagai warga yang merasakan beratnya beban hidup akibat beras dan sembako naik, bbm naik, pendidikan yang mahal, hukum yang pandang bulu, susahnya dapat kerja, besarnya ketimpangan ekonomi, bisa ambil peran dalam upaya perubahan menuju Indonesia lebih baik.”tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini