Perempuan yang diperebutkan ini adalah putri seorang kepala suku yang terkenal karena merupakan putri yang cerdas, baik hati, bijaksana dan cantik.
Begitulah mitos dan cerita yang berkembang di masyarakat Dayak Kenyah hingga memunculkan tarian Punan Letto.
Tarian ini dibagi menjadi tiga adegan, yang pembagiannya dapat dilihat dari struktur gerak dalam tarian tersebut.
Adegan pertama tersusun dari motif-motif gerak yang lembut dan mengalun, kemudian
degan kedua banyak menggunakan motif gerak dengan tempo cepat atau gerakan-gerakan perang dengan volume yang besar diikuti dengan suara teriakkan.
Baca Juga:Mengenal Suku Dayak Lebo, Sang Penjaga Hutan di Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat
Sedangkan motif-motif gerak tari pada adegan ketiga menggambarkan suasana bahagia atas kemenangannya dalam perang yang telah dilakukan.
Inilah yang menjadikan tarian ini begitu banyak memiliki makna dan simbol yang terkandung di dalamnya.
Tidak hanya properti namun gerak, pola lantai, busana, dan segala yang mendukung tarian tersebut merupakan simbol yang sarat dengan makna dan kekuatan magis yang dipercaya oleh suku Dayak Kenyah Lepok Tukung Desa Tukung Ritan.
Kontributor : Maliana
Baca Juga:Menelusuri Jejak Austronesia pada Kepercayaan Kaharingan di Suku Dayak