Dinasti Politik Warnai Pilgub Kaltim, DEEP Imbau Masyarakat untuk Bijak Memilih

Rudy Mas'ud juga menyinggung fakta bahwa presiden pertama Indonesia, Soekarno, memiliki anak yang aktif di dunia politik.

Denada S Putri
Jum'at, 15 November 2024 | 14:15 WIB
Dinasti Politik Warnai Pilgub Kaltim, DEEP Imbau Masyarakat untuk Bijak Memilih
Kolase foto Debat Pilgub Kaltim 2024. [Ist]

Dua saudara lainnya, yakni Rahmad Mas’ud sebagai Walikota Balikpapan. Ada juga Abdul Gafur Mas’ud sebagai mantan Bupati Penajam Paser Utara (PPU) yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu yang lalu.

Rudy Mas'ud sendiri pernah menanggapi tudingan terkait isu dinasti politik yang sering dikaitkan dengan dirinya dan keluarganya. Dengan tegas, Rudy Mas'ud membantah spekulasi tersebut, ia menekankan bahwa sistem politik di Indonesia berlandaskan demokrasi, bukan monarki.

"Ini demokrasi, bukan kerajaan yang tinggal tunjuk," ujar Rudy Mas'ud dalam pernyataannya beberapa hari lalu, dikutip dari KaltimToday.co--Jaringan Suara.com.

Ia menegaskan, dalam sistem demokrasi, pemilihan pemimpin ditentukan oleh rakyat melalui proses seleksi, bukan penunjukan langsung, seperti yang terjadi di negara-negara dengan sistem monarki.

Baca Juga:Rudy-Seno Siapkan 1.400 Saksi untuk Kawal Suara di TPS Samarinda pada Pilgub Kaltim 2024

Rudy Mas'ud juga memberikan contoh politik di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai pelopor demokrasi modern.

“Lihat Amerika, dulu ada George Bush jadi presiden, anaknya juga jadi presiden. Di sana yang nenek moyangnya demokrasi saja itu biasa, apalagi di Indonesia,” ungkapnya.

Selain itu, Rudy Mas'ud juga menyinggung fakta bahwa presiden pertama Indonesia, Soekarno, memiliki anak yang aktif di dunia politik, yakni Megawati Soekarnoputri, yang kemudian menjadi presiden kelima Indonesia. Menurut Rudy Mas'ud, hal tersebut menunjukkan bahwa dalam demokrasi, tidak ada batasan siapa yang boleh mencalonkan diri, selama proses seleksi dilakukan secara transparan dan rakyat yang memutuskan.

“Yang menentukan adalah masyarakat, bukan pihak lain. Kalau masyarakat merasa calon punya kompetensi dan kemampuan, kenapa tidak?” tambahnya.

Rudy Mas'ud berharap masyarakat bisa menilai pencalonannya secara objektif dan tidak terjebak dalam isu politik dinasti, yang menurutnya tidak relevan dengan konteks demokrasi Indonesia. Ia menekankan pentingnya pemilihan berdasarkan kompetensi dan kemampuan untuk memimpin, bukan semata-mata latar belakang keluarga.

Baca Juga:Kritik Dinasti Politik di Kaltim: Makmur HAPK Tergeser demi Kuasa Keluarga Mas'ud

“Masyarakat kita sudah sangat cerdas. Mereka memilih bukan hanya berdasarkan latar belakang, tapi siapa yang memiliki energi dan kemampuan untuk memimpin,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini