Pasokan yang terbatas akibat curah hujan tinggi menjadi alasan utama kenaikan harga komoditas tersebut.
Meski terjadi inflasi, survei konsumen yang dilakukan oleh KPwBI Balikpapan menunjukkan tingkat optimisme masyarakat tetap terjaga, meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Ekonomi ke depan (IEK) masih berada pada level positif. Selain itu, transaksi QRIS di Balikpapan dan PPU meningkat masing-masing 9,18 persen dan 9,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Robi Ariadi menambahkan, sinergi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan pemerintah daerah dan Bank Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas harga.
Baca Juga:Rp 10 Ribu Per Hari, Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dimulai di PPU, Samarinda, dan Balikpapan
Langkah strategis yang diambil meliputi gelar pangan murah, operasi pasar, kerja sama antar daerah, dan promosi gerakan tanam cabai serta hortikultura.
“Ke depan, kami akan terus mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) guna memastikan inflasi daerah tetap berada pada rentang target nasional, yakni 2,5 persen ± 1 persen,” pungkas Robi.